Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Tetap, BI Tambah Amunisi Kencangkan Pertumbuhan

Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir pada Kamis (21/3/2019).

“Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomina khsusunya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik," tegas Perry dalam paparan, Kamis (21/03/2019).

Perry mengungkapkan kebijakan suku bunga akan difokuskan pada stabilitas nasional dengan menempuh kebijakan lain yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik.

Pertama, BI tetap melakukan operasi moneter untuk mendukung likuiditas perbankan melalui transaksi term repo secara regular, disamping swap valas.

Kedua, BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan menaikkan kisaran batasan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dari sekarang 80-82 persen menjadi 84-90 persen.

Kebijakan ini dilakukan untuk menudukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha. Ketiga, BI akan melakukan akselerasi pendalaman pasar melalui langkah-langkah, dengan memperkuat market conduct dalam sertifikasi treasury, instrumen lindung nilai penerbitan ketentuan derivatif suku bunga rupiah, Interest Rate Swap (IRS), Overnight Index Swap (OIS).

Keempat, BI memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif melalui penguatan elektronifikasi bantuan sosial, moda transportasi dan transaksi keuangan pemerintah daerah.

Selain itu, dia menegaskan BI mempersiapkan standarisasi QR Code payment dengan model merchant percentage mode (MPM) ke dalam QRS atau QR Indonesia standar utk memperluas interkoneksi untuk memperluas ekosistem keuangan digital.

"Disamping itu, BI juga koordinasi dengan pemerintah untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, khususnya dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan," tegasnya.

Upaya yang akan dilakukan a.l. mendorong ekspor, kegiatan pariwisata dan aliran modal asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper