Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bankir Sambut Baik Sinyal Pemangkasan Suku Bunga Acuan dan GWM

Namun pada sisi lain perlu diingat juga bahwa pasar membutuhkan pendalaman likuiditas untuk menjamin pertumbuhan kredit ke depannya. Sepanjang paruh pertama 2019, Maybank fokus pada penggalanan dana pihak ketiga (DPK).
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Taswin Zakaria menyambut baik sinyal Bank Indonesia untuk kembali melonggarkan suku bunga acuan dan giro wajib minimum (GWM). Namun, di luar itu, pertumbuhan ekonomi perlu menjadi perhatian bersama.

“Harusnya ada faktor-faktor yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi baik dari segi manufaktur maupun perdagangan,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (2/9/2019).

Dia melanjutkan bahwa hingga kuartal ketiga tahun ini permintaan kredit masih tergolong rendah. Suku bunga murah akan menjadi satu hal sebagai stimulus positif.

Namun pada sisi lain perlu diingat juga bahwa pasar membutuhkan pendalaman likuiditas untuk menjamin pertumbuhan kredit ke depannya. Sepanjang paruh pertama 2019, Maybank fokus pada penggalanan dana pihak ketiga (DPK). Alhasil penyaluran kredit perseroan terbilang konservatif.

Akan tetapi bila melihat kondisi saat ini, Taswin memperkirakan pasar lebih membutuhkan pemangkasan suku bunga acuan. “Dampaknya ke kinerja bank akan lebih terasa karena memberikan ruang bagi bank untuk menyesuaikan beban bunga,” jelasnya.

Adapun Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali atau sebesar 50 basis poin (bps) sejak awal paruh kedua 2019. Hal itu juga diikuti dengan penurunan GWM sebanyak 50 bps.

Penurunan tersebut merupakan langkah yang diambil bank sentral setelah mengkerek naik suku bunga acuan sebanyak 175 bps sepanjang 2018. Kebijakan itu bisa dilakukan karena kondisi inflasi yang terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper