Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuditas Kian Ketat, BI Berpeluang Pangkas GWM

Pada 23 -24 Oktober 2019, Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk kembali memerinci kondisi ekonomi dan moneter Indonesia, dalam negeri maupun global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kedua kanan), Deputi Gubernur Rosmaya Hadi (kanan), Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kedua kiri) dan Deputi Gubernur Sugeng saat acara jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta,
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kedua kanan), Deputi Gubernur Rosmaya Hadi (kanan), Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kedua kiri) dan Deputi Gubernur Sugeng saat acara jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta,

Bisnis.com, JAKARTA – Loan to deposit ratio (LDR) yang makin ketat pada bank umum mendekati 100% akan menjadi salah satu bahan pembahasan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memangkas Giro Wajib Minimum (GWM).

Pada 23 -24 Oktober 2019, Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk kembali memerinci kondisi ekonomi dan moneter Indonesia, dalam negeri maupun global.

Menurut Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Retno Ponco Windarti menyatakan pada setiap RDG, konteks moneter dan makroprudensial masih akan masuk dalam pembahasan, termasuk kondisi terkini dari transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial pasca relaksasi yang dilakukan 4 bulan terakhir.

“Setiap RDG akan selalu dibahas berbagai aspek makro, moneter, dan stabilitas sistem keuangan,” ujar Retno saat dikonfirmasi oleh Bisnis.com, Selasa (22/10/2019).

Bisnis.com mencatat, per 1 Juli Giro Wajib Minimum (GWM) konvensional telah turun dari 6,5% menjadi 6,0%. Sementara GWM syariah juga turun dari 5,0% menjadi 4,5%. Melalui pengambilan keputusan tersebut sebelumnya dalam RDG, Bank Indonesia menargetkan ada likuiditas tambahan Rp25 triliun.

Namun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LDR bank umum pada Agustus tahun ini berada pada level 94,66%. Angka ini 87 basis poin lebih tinggi dari periode yang sama setahun lalu yakni 93,79%. Posisi ini juga turun dari awal tahun yang berada pada angka 94,78%.

Menanggapi hal itu, Retno enggan berkomentar lebih lanjut. Dia memastikan semua perkembangan terkini akan menjadi pembahasan dalam RDG yang diselenggarakan selama 2 hari tersebut.

“Besok akan dilihat semua assement-nya,” sambung Retno.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga menyatakan, likuiditas yang ketat ini tercermin dalam Banking Industry Update Agustus 2019. Andry memerinci, pinjaman atau loan tumbuh melambat hanya 8,6% (yoy), jika dibandingkan dengan Juli 2019 sebesar 9,6%. Untuk deposito tumbuh melambat juga 7,6% (yoy), lebih rendah dari Juli 2019 sebesar 8,0%.

“Secara kumulatif sampai Agustus 2019, pertumbuhan loan tahun ini 3,2% melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6,2%. Untuk deposito cenderung naik jadi 3,2% dibandingkan dengan Agustus 2018 sebesar 2,1%,” tutur Andry kepada Bisnis.com.

Dia menambahkan, LDR mengalami pertumbuhan pada badan usaha perbankan BUKU 1 sebesar 80,2% lebih baik dari Juli 2019 sebesar 77,4%. Untuk LDR BUKU 2 tumbuh sebesar 90,0% lebih baik dari Juli 2019 sebesar 88,5%.

Untuk BUKU 4 tumbuh 92,2% meningkat dari Juli 2019 sebesar 91,8%. Adapun hanya perbankan BUKU 3 yang tidak tumbuh signifikan, justru menurun jadi 101,4% dari Juli 2019 sebesar 102,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper