Tak Sekolah Bukan Berarti Tak Maju

Demi niat baik, ibu Dianah, seorang ibu rumah tangga produktif kini berhasil membangun usaha bersama suaminya sebagai pemborong untuk pembangunan rumah/hunian secara ritel di daerah asalnya Dayeuh Luhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Bisnis.com, JAKARTA -- Demi niat baik, ibu Dianah, seorang ibu rumah tangga produktif kini berhasil membangun usaha bersama suaminya sebagai pemborong untuk pembangunan rumah/hunian secara ritel di daerah asalnya Dayeuh Luhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Meski hanya lulusan SMP, kegigihannya dalam menekuni usaha patut menjadi inspirasi. Menurutnya, pendidikan rendah bukan halangan untuk sukses. Bersikap optimis dan konsisten dalam bekerja keras adalah kunci untuk mewujudkan niat baik lebih cepat.

Ibu yang awalnya bekerja sebagai tenaga cleaning service ini mengaku semangat belajarnya sudah ditanamkan sejak menjadi buruh di pabrik tekstil itu. Keluwesannya dalam berkomunikasi juga membuat kariernya naik menjadi tenaga di bagian pengemasan, hingga menjadi asisten di bagian quality control.

“Waktu di perusahaan tekstil saya sudah mengantongi sertifikat Marks & Spencer menjadi tenaga pengawasan mutu untuk produk yang akan dipasarkan, tetapi pengajuan saya untuk promosi ditolak karena saya hanya lulusan SMP,” katanya.

Selepas meninggalkan pekerjaannya Dian mencoba untuk tetap menopang ekonomi keluarganya dengan membuat usaha ojek sepeda motor dengan modal uang pesangon Rp14 juta. Sayangnya, usaha itu hanya berlangsung sekitar 2 tahun akibat salah satu pengemudi ojeknya tersandung masalah dengan hukum.

Ide bisnis selanjutnya muncul saat Dianah diajak suami yang bekerja sebagai mandor di salah satu proyek pembangunan properti di Jakarta. Saat itu, dia melihat kendaraan yang lalu lalang salah satunya mengangkut material interior untuk atap bangunan yakni list profil gypsum.

Sempat berjalan beberapa tahun, tetapi bisnis produksinya terpaksa harus tutup karena banyaknya saingan di pasar perkotaan dari pabrikan berskala besar.

Kegagalan itu memaksa Dian bersama keluarganya menjual semua aset di Kota Bogor untuk hijrah ke Cilacap. Di kampung halaman itu dia mencoba membangun kembali bisnis yang sama dengan modal peralatan produksi yang dimiliki.

Di Cilacap, Dian memulai kembali produksi dari nol bersama suaminya tanpa karyawan dengan membuat contoh list profil dengan beberapa motif. Sejalan dengan perkembangan usahanya, Dian kembali merekrut karyawan lagi dari kalangan anak-anak putus sekolah yang dilatih olehnya langsung.

Saat ini, Dian telah membesarkan usahanya hingga menjadi pemborong untuk pembangunan dan interior rumah dengan mempekerjakan 30 karyawan.

Dian mengaku salah satu tonggak pertumbuhannya didukung dari permodalan Bank Syariah yang awalnya mendapatkan pembiayaan sebesar Rp5 juta. Dalam 6 tahun, nilai pembiayaan modal kerjanya sudah mencapai Rp17 juta dan mengaku sudah diberi plafon pembiayaan hingga Rp50 juta.

“Saya masuk Bank Syariah karena model pembiayaannya memberikan wadah buat ibu-ibu di lingkungan sekitar agar produktif. Saya juga menjadi ketua sentra dan menyeleksi langsung calon nasabah yang akan bergabung.”

Kedepannya, Dian bercita- cita untuk mengembangkan lebih jauh sentra nasabah menjadi semacam komunitas keuangan syariah yang diisi dengan kegiatan produktif, demi mewujudkan niat baik membangun daerahnya menjadi desa produktif.

"Banyak ibu yang belum tersentuh bank di pelosok. Di komunitas  ini para ibu bisa belajar merintis usaha dan mengakses modal dan targetnya adalah memberdayakan ibu-ibu disekitar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper