Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga, Penguatan Rupiah Jadi Faktor

Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menahan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) karena melihat prospek apresiasi nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir mampu menstimulus ekonomi 2020.
Pengunjung meninggalkan kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, Indonesia, 17 Januari 2019./REUTERS-Willy Kurniawan
Pengunjung meninggalkan kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, Indonesia, 17 Januari 2019./REUTERS-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menahan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) karena melihat prospek apresiasi nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir mampu menstimulus ekonomi 2020.

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana menjelaskan, hasil keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,75% didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS sejak akhir tahun lalu.

Dia memerinci, pada 22 Januari 2020, Rupiah menguat 1,74% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Desember 2019. Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada 2019 yang tercatat 3,58% (ptp) atau 0,76% secara rerata. Kondisi apresiasi rupiah akan memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

“Kami memprakirakan, Indonesia Real Effective Exchange Rate [IDR REER] berada pada level 95, yang menandakan itu masih 5% di bawah, dan sesuai dengan ekspektasi pemangku kebijakan moneter,” tutur Wisnu, Kamis (23/1/2020).

Dia menjelaskan, apresiasi rupiah juga sangat dipengaruhi oleh inflasi global dan dinamika harga minyak dunia. Selanjutnya, dalam jangka waktu menengah, REER rupiah akan tetap berdiri pada sasaran level 90, atau 5% dari posisi REER saat ini.

Wisnu juga menilai, pemangku kebijakan moneter akan lebih ketat dalam memonitor fungsi intermediasi perbankan, yang mana saat ini menunjukkan permintaan pada kredit baru relatif masih rendah.

Oleh sebab itu, dia meyakini Bank Indonesia masih punya satu kali ruang pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada 2020 seperti halnya ruang pemangkasan yang dimiliki sejumlah bank sentral lain di Asia.

“Ke depan, BI akan melihat kondisi domestik maupun global untuk mengoptimalkan ruang kebijakan moneter yang akomodatif,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper