Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) menyiapkan diversikasi produk untuk menjaga tingkat kesehatan bisnis dan menjaga pemenuhan target laba.
Plt. Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang menyebutkan garis besar bisnis perusahaan tetap fokus ke sektor agribisnis. Meski begitu akan dilakukan pelebaran bisnis pada segmen ritel dan konsumsi.
"Agribisnis [targetnya tumbuh] masih double digit. 2020 kredit [agribisnis] masih optimis kami patok [tumbuh] double digit," kata Ebeneser, belum lama ini. Meski demikian, perusahaan akan memperbesar porsi pada ritel dan konsumsi. Kedua sektor ini menyumbang pembiayaan di bawah 10 persen pada 2019.
Berdasarkan laporan presentasi kuartal III/2019, segmen ritel dan menengah menyumbang rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terbesar, yang masing-masingnya tercatat sebesar 9,83 persen dan 6,49 persen. Sementara segmen konsumer menyumbang rasio NPL sebesar 4,51 persen.
Secara rata-rata, NPL gross BRI Agro tercatat di level 7,51 persen per September 2019. Melonjak tajam dibandingkan sebelumnya pada level 2,96 persen. Sedangkan NPL nett meningkat dari 1,84 persen per September 2018 menjadi 4,86 tahun berikutnya.
Ebeneser menjelaskan salah satu penyumbang NPL terbesar yaitu berasal dari debitur perusahaan sawit. "Kalau sektor sawit, penyebabnya ada curah hujan tinggi, kebun mereka terganggu sehingga proses budidaya mengalami gangguan, kami akan coba restrukturisasi," jelasnya.
Baca Juga
Sebagai gambaran, hingga September 2019, total kredit yang disalurkan AGRO mencapai Rp18,39 triliun. Tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama Rp13,66 triliun.