Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada International Tbk. memilih lebih fokus restrukturisasi ketimbang tukar guling aset (asset swap) dalam peningkatan kualitas kredit.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menyebutkan upaya restrukturisasi saat ini masih cukup efektif digunakan untuk menjaga kualitas aset Bank Mayapada saat ini.
"Sementara ini kami belum terpikir untuk menggunakan asset swap. Kami lebih fokus pada upaya restrukturisasi," ucapnya, Senin (10/2/2020).
Berdasarkan laporan publikasinya, emiten berkode MAYA ini melakukan restrukturisasi kredit sekitar Rp1,74 triliun pada kuartal ketiga 2019. Nilai ini turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,88 triliun.
Dengan upaya financial engineering tersebut, rasio non-performing loan (NPL) gross juga turun dari 4,50 persen menjadi 3,86 persen pada kuartal ketiga tahun lalu.
Adapun, bank dengan kode saham MAYA ini mematok pertumbuhan kredit yang konservatif pada 2020.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Bisnis PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Andreas Wiryanto mengatakan per Desember 2019 kredit perseroan tumbuh 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Per Desember 2019, kredit bertumbuh sebesar 9 persen dan untuk 2020 kami menargetkan pertumbuhan kredit konservatif," katanya kepada Bisnis, Kamis (16/1/2019).
Andreas mengatakan penyaluran kredit pada 2020 masih akan difokuskan pada segemen usaha mikro kecil menengah. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas kredit, di tengah ketidakpastian di segmen korporasi.