Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Harus Turun? Ini Komentar Airlangga

Mayoritas ekonom memprediksi bank sentral akan kembali menurunkan suku bunga acuan di bawah 5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan dalam acara Mandiri Investment Forum 2020 di Jakarta, Rabu (5/2). Seminar yang mengangkat tema Advancing Investment-Led Growth ini diselenggarakan untuk mendorong partisipasi swasta di sektor investasi, sehinga momentum pertumbuhan ekonomi nasional terjaga.Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan dalam acara Mandiri Investment Forum 2020 di Jakarta, Rabu (5/2). Seminar yang mengangkat tema Advancing Investment-Led Growth ini diselenggarakan untuk mendorong partisipasi swasta di sektor investasi, sehinga momentum pertumbuhan ekonomi nasional terjaga.Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap agar kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia segera diikuti oleh industri perbankan nasional.

Pasalnya, pada tahun lalu Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate sebanyak empat kali. Namun kebijakan itu belum diikuti dengan kebijakan di perbankan.

"Karena sekarang BI rate turun tapi transmisi di perbankan agak menggantung," katanya di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Hari ini, Kamis (20/2/2020), bank sentral menggelar pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG). Mayoritas ekonom memprediksi bank sentral akan kembali menurunkan suku bunga acuan di bawah 5%.

Bagaimana tanggapan Airlangga? Apakah bank sentral harus kembali menurunkan suku bunga acuan untuk menstimulus perekonomian?

"Yang penting transmisi di perbankan harus disesuaikan," tegasnya.

Di sisi lain, Airlangga menilai tren suku bunga rendah menjadi momentum untuk menggenjot investasi sehingga mampu mengerek pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintah.

"Ini kesempatan untuj investasi, kan investasi memakan waktu 2 sampai 3 tahun. Kalau masuk ke capital market kurang bagus karena suku bunga rendah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper