Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengelola Dana Haji Ingin Suntik Modal Bank Muamalat

BPKH memiliki kemampuan investasi langsung sebesar 20% dari total aset saat ini Rp132 triliun.
Pekerja melintas di depan logo Bank Muamalat di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pekerja melintas di depan logo Bank Muamalat di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) siap menyuntikkan modal kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. seiring dengan rencana penerbitan saham baru pada tahun ini.

Anggota Badan Pelaksana BPKH bidang Investasi Beny Witjaksono mengatakan pihaknya telah lama menjadi pemegang saham Bank Muamalat meskipun dengan porsi yang sangat kecil.

BPKH pun berencana untuk meningkatkan porsi saham guna mengoptimalkan aset kelolaan yang saat ini tercatat Rp123 triliun.

"Kami punya rencana, dan telah mengajukan proposal ke OJK [Otoritas Jasa Keuangan] dan Bank Muamalat. Namun, semua nantinya tergantung pada otoritas yang mengacu pada aturan yang berlaku," katanya kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).

Adapun, Beny menyebutkan BPKH memiliki kemampuan investasi langsung sebesar 20% dari total aset, atau dengan skema investasi lain sebesar 10% dari total aset.

Penyuntikan modal oleh BPKH pun dapat berupa tier 2, atau tier 1. Skema penyuntikan tersebut sangat tergantung dengan perundingan kedua belah pihak.

Meski demikian, dia menuturkan BPKH akan tetap hati-hati dalam menentukan nilai investasi. Pasalnya, PP Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Haji, tidak memperbolehkan investasi rugi.

"Kami juga terus mempelajari kondisi Muamalat ini. Bagaimana pun aset yang kami kelola adalah uang jemaah. Kami harus mampu memenuhi aturan itu," katanya.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan lampu hijau kepada Al-Falah sebagai calon investor. Konsorsium bentukan Ilham Habibie bersama CP5 Hold Co 2 Limited itu akhirnya direstui oleh otoritas untuk menyuntikkan dana ke Bank Muamalat.

Ilham, putra sulung Presiden ketiga RI B.J. Habibie, awalnya mencoba masuk ke Muamalat melalui PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. (PADI) pada akhir 2017. Pada September 2018, dia kembali berusaha dengan menggawangi konsorsium bersama Arifin Panigoro, Lynx Asia, dan SSG Capital Hong Kong. Namun, dua rencana itu kandas.

Bersama Al-Falah pun, sebenarnya tak langsung membuahkan hasil positif. Pasalnya konsorsium itu sempat mendapat resistensi dari OJK pada 2019. Rencananya tersendat karena jumlah setoran dana ke escrow account (rekening penampung) dianggap kurang dari angka yang diminta OJK.

Baru lah pada awal tahun ini, lampu hijau datang dari Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Menurut Dirut Bank Muamalat Achmad K. Permana, kemampuan Al-Falah dalam penyuntikan modal pada tahun ini sampai Rp3,2 triliun. Adapun kebutuhan modal untuk tier satu perusahaan adalah Rp2 triliun.

 Sesuai dengan risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Desember 2019, Bank Muamalat akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) VI dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 32,9 miliar lembar saham.

Dengan asumsi harga Rp100 per lembar saham berarti dana yang dikumpulkan senilai Rp3,2 triliun. "Nah, di investor nanti akan menentukan apa mau langsung Rp3,2 triliun atau ditambah dengan subdate modal tier dua. Yang jelas, itu tier satu Rp3,2 triliun," kata Permana, baru-baru ini.

Sebagai informasi, angka ini cukup mendekati dengan permintaan OJK yang sebelumnya meminta dana disetor minimal Rp4 triliun. Angka tersebut adalah separuh kebutuhan tambahan modal Bank Muamalat yang menurut taksiran OJK sebesar Rp8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper