Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kredit Melambat, Ini yang Harus Dilakukan Bankir

Survei Bank Indonesia merekam akan terjadi perlambatan kinerja sektor kredit perbankan.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri perbankan diproyeksi akan semakin melambat pada kuartal I/2020 seiring dengan kondisi perekonomian yang terdampak virus corona  atau Covid-19.

Bank Indonesia lewat Survei Perbankan memproyeksi permintaan kredit baru pada kuartal I/2020 akan tumbuh melambat sejalan dengan aktivitas perekonomian. Hal ini tercermin dari proyeksi Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 31,1 persen pada kuartal I/2020 atau lebih rendah dari realisasi kuartal IV/2019 yang sebesar 70,6 persen.

Begitu juga dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang diprakirakan melambat yang tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 11,6 persen atau lebih rendah dari realiasi kuartal IV/2019 yang sebesar 73,3 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan pertumbuhan kredit akan melambat sekitar 4 persen sampai 5 persen pada kuartal I/2020 karena faktor tingginya resiko.

Hanya saja, dari semua proyeksi penurunan kinerja tersebut, Bhima menilai hal terpenting adalah memastikan rasio non performing loan (NPL) terjaga tetap rendah.

"Yang terpenting sebenarnya bukan menjaga pertumbuhan kredit tapi menjaga NPL tetap rendah," katanya kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual juga mengamini akan ada penurunan kinerja industri perbankan. Hanya saja, seberapa jauh penurunan tersebut belum dapat diprediksi. Pasalnya, kinerja perbankan baru tertekan semenjak Maret 2020.

Menurutnya, penurunan kinerja tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan kredit yang rendah. Namun, juga dari pendapatan non bunga atau fee base income yang sulit didapatkan dan akan cenderung turun seiring dengan aktivitas perekonomian yang menurun.

"Dari sisi perbankan kita ikuti aturan yang ada, kita saat ini lebih berharap dari stimulus terutama kebijakan pemerintah. Pemberian kredit perbankan masih normal, hanya masalahnya pada permintaan kredit, kita bicara fee base juga susah," katanya.

Menurutnya, industri perbankan harus jeli memanfaatkan peluang pada beberapa sektor, misalnya pada industri yang berkaiatan dengan sektor konsumsi maupun terkait proyek pemerintah seperti infastruktur.

"Ya itu harus jeli, masih ada peluang di beberapa sektor, dalam kondisi seburuk apapun, sektor terkait konsumsi masih bagus, proyek terkait pemerintah juga kalau sudah mereda. Tapi kita melihat ini [covid-19] susah diprediksi," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper