Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS), merelaksasi kebijakan moneternya hari ini, Senin (30/3/2020), untuk menopang ekonomi dari resesi terbutuk akibat wabah virus Corona.
MAS yang mengandalkan instrumen nilai tukar dibandingkan suku bunga acuan memutuskan untuk mengurangi rentang currency band bagi dolar Singapura. 16 ekonom yang disurvei Bloomberg melihat MAS akan mengurangi kemiringan currency band - rentang perdagangan nilai tukarnya terhadap sejumlah mata uang - hingga nol dan memusatkan kembali kebijakan nilai tukarnya.
Kebijakan MAS ditetapkan setelah Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat meluncurkan paket kebijakan fiskal sebesar S$48 miliar untuk menopan sektor konsumsi dan bisnis. Dengan bantuan ini, total stimulus yang digelontorkan pemerintah mencapai 11 persen dari PDB Negeri Singa tersebut.
Baca Juga
Kebijakan tersebut akan diterapkan pada April mendatang. Currency band adalah kebijakan terkait dengan mata uang yang diberlakukan oleh pemerintah atau bank sentral dalam menentukan tingkat harga dan batas atas harga nilai tukar.
Dalam rentang ini, mata uang dapat stagnan di level tertentu. Kebijakan ini merupakan paduan antara kebijakan nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dan nilai tukar mengambang (floting exchange rate).