Bisnis.com, JAKARTA-- Sebanyak 500 nasabah PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) sudah mengajukan keringanan kredit sebagai dampak dari penyebaran virus corona di Indonesia.
Presiden Direktur CIMB Niaga Auto FInance Ristiawan Suherman menjelaskan jumlah nasabah yang mengajukan keringanan kredit itu merupakan data terbaru.
"Pengajuan [keringanan kredit] sudah mulai banyak masuk ke CNAF, ada sekitar 500an nasabah sampai posisi 30 Maret," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/3/2020).
Dia menjelaskan latar belakang nasabah yang mengajukan keringanan itu, sangat beragam bahkan dari latar belakang yang tidak terdampak pun ada yang masuk untuk mengajukan program.
Selanjutnya perseroan akan melakukan verifikasi usaha nasabah, supaya memastikan program ini tepat sasaran, yaitu untuk masyarakat yang terkena dampak dari pandemik covid-19, baik secara langsung maupun tidak langsung khususnya dari beberapa sektor sesuai arahan pemerintah.
Dari data yang masuk dan sedang dilakukan verifikasi lanjutan, sekitar 57 persen nasabah yang mengajukan adalah segmen wiraswasta, dan 37 persen lainnya dari segmen karyawan, lalu untuk sisanya tersebar ke beberapa segmen.
"Program yang kami tawarkan yaitu memperkecil nominal angsuran nasabah, melalui misalnya program perpanjangan tenor dan balloon payment, hingga program holiday payment bagi beberapa segmen nasabah yang bisnis atau pendapatannya sangat terdampak covid-19," ujarnya.
Ristiawan mengaku bila mengacu terhadap aturan OJK, nasabah yang mengikuti program relaksasi kredit terdampak covid-19 nantinya akan ditetapkan sebagai nasabah lancar.
Dengan kebijakan itu, nasabah yang mendapatkan program ini dalam jangka pendek tidak akan terlalu berpengaruh terhadap besaran non-performing loan di perseroan.
Menurutnya kondisi NPL perusahaan mungkin akan banyak dipengaruhi kondisi makro ekonomi, di mana tingkat daya bayar yang cenderung akan menurun seperti kondisi saat ini.
Adapun tahun lalu, CNAF menyalurkan pembiayaan dengan nilai mendekati Rp4 triliun. Porsi pembiayaan UMKM mencapai sekitar 20 persen dari total kredit perusahaan. Pada tahun ini pihaknya optimistis nilai pembiayaan yang disalurkan bakal naik hingga 30 persen.