Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Minta Bank dan Lembaga Pembiayaan Lapor Kondisi Likuiditas

Pelaksasi pembayaran kredit yang diberikan kepada nasabah terdampak virus corona, dipastikan mempengaruhi likuiditas perbankan maupun lembaga keuangan.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kata sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2019 dan Arahan Presiden RI di Jakarta, Jumat (11/1/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kata sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2019 dan Arahan Presiden RI di Jakarta, Jumat (11/1/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada seluruh lembaga keuangan untuk melaporkan kondisi likuiditasnya di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan relaksasi pembayaran kredit yang diberikan kepada nasabah terdampak virus corona, dipastikan mempengaruhi likuiditas perbankan maupun lembaga keuangan. Pihak regulator pun melakukan monitor per individu bank dan lembaga pembiayaan.

"Seluruh lembaga keuangan kami minta melaporkan kepada OJK bagaimana kondisi likuiditasnya. Apabila ada yang likuiditasnya sangat tipis dan ada yang perlu didiskusikan dengan OJK, ya ditentunya akan dibicarakan," ujarnya dalam live streaming rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (7/4/2020).

Wimboh menyebutkan saat ini jika diperlukan, perbankan bisa menggunakan fasilitas interbank call money, sedangkan untuk lembaga keuangan nonbank bisa meminjam kepada perbankan.

"Kalau perbankan perlu pinjam melalui lender of the last resort Bank Indonesia, setelah tidak dapat interbank call money, maka BI akan berikan pinjaman likuiditas. Namun, ini kami harapkan tidak terjadi," jelasnya.

Sementara itu, Bank Indonesia sudah mengucurkan likuiditas sekitar Rp300 triliun selama periode wabah virus Corona atau Covid-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan bank sentral terus melakukan injeksi likuiditas baik dalam bentuk rupiah dan valas.

"Kami laporkan tahun ini sudah injeksi Rp300 triliun dalam bentuk SBN dari pasar sekunder sekaligus mmemberikan injeksi likuditas di pasar uang dan perbankan sebesar Rp163 triliun," ujar Perry.

Selain itu, BI melakukan transaksi repo dengan bank BUKU I dan bank BUKU II sebanyak Rp53 triliun. BI juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) yang menambah likuiditas hingga Rp53 triliun.

Per 1 April 2020, BI juga akan melakukan tambahan penurunan GWM sebesar 50 basis poin (bps) sehingga akan menambah likuiditas Rp23 triliun dalam GWM rupiah dan sekitar US$3,2 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper