Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia meyakini nilai tukar rupiah akan kembali ke kisaran Rp15.000 pada akhir 2020.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar lebih dikarenakan kepanikan pasar keuangan global. Untuk itu berdasarkan perhitungan fundamental, seharusnya berada pada tingkat Rp15.000
“Inyaallah bisa menguat rupiah di Rp15.000, alasannya nilai tukar sekarang di Rp16.000an berada di bawah nilai (undervalue), diukur dari neraca pembayaran harusnya tidak Rp16.000 namun karena ada kepanikan di pasar global,” kata Perry dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (8/4/2020).
Saat yang sama, bersama pemerintah inflasi di tengah masyarakat tetap terjaga rendah. Demikian juga dengan cadangan devisa. Bank Indonesia masih memiliki cadangan devisa sebesar US$121 miliar. Jumlah yang cukup dan di atas ketentuan rata-rata internasional.
“Kami akan menjaga stabilisasi nilai tukar disamping mengendalikan inflasi, itu komitmen kami,” katanya.
Perry menambahkan pada Maret 2020 lalu, pihaknya telah melakukan operasi di pasar uang karena rupiah bergerak tidak wajar. Nilai valas yang diturunkan ke pasar mencapai US$7 miliar lebih. Sedangkan lainnya untuk memasok pembayaran utang pemerintah.
Baca Juga
“[operasi valas] khususnya pada minggu kedua dan ketiga [Maret 2020] karena waktu itu terjadi panik global, investor asing lepas SBN dan obligasi dalam waktu berdekatan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel