Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga Finance Klaim Belum Ada Dampak Penurunan Suku Bunga BI

PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) menyatakan saat ini belum ada dampak langsung yang dirasakan pihaknya dari kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate.
Direktur CIMB Niaga Finance (dari kiri-kanan) Antonius Herdaru (Chief of Credit & Risk), Danis V Bimawan (Collection & Recovery Director), Ristiawan (President Director), M Imron Rosyadi Nur (Finance & Strategy director), dan Kurniawan Kartawinata (Sales & Acquisition Director) setelah peluncuran logo baru perusahaan di Jakarta, Senin (9/3/2020) / Bisnis - Arif Gunawan
Direktur CIMB Niaga Finance (dari kiri-kanan) Antonius Herdaru (Chief of Credit & Risk), Danis V Bimawan (Collection & Recovery Director), Ristiawan (President Director), M Imron Rosyadi Nur (Finance & Strategy director), dan Kurniawan Kartawinata (Sales & Acquisition Director) setelah peluncuran logo baru perusahaan di Jakarta, Senin (9/3/2020) / Bisnis - Arif Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA-PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) menyatakan saat ini belum ada dampak langsung yang dirasakan pihaknya dari kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan hal itu lantaran belum ada bank yang menurunkan suku bunga pinjaman. Padahal sepanjang kuartal I/2020, BI sudah dua kali memangkas suku bunga acuan, masing-masing sebanyak 25 basis poin, yakni dari 5% pada Januari 2020 menjadi 4,5% pada Maret 2020.  

“Penurunan BI rate sampai dengan saat ini belum berdampak langsung terhadap CNAF, karena belum ada bank yang menurunkan suku bunga pinjaman,” ujar Ristiawan kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).

Dia mengaku saat ini bukan waktu yang tepat bagi leasing khususnya CNAF untuk meningkatkan penyaluran kredit atau pembiayaan.

Menurutnya, saat ini perusahaan dan industri sedang melakukan konsolidasi atau penguatan secara internal. Selain itu leasing juga kini tengah disibukkan dengan realisasi program relaksasi atau keringanan kredit bagi nasabah terdampak Covid-19.

“Sekarang CNAF masih fokus untuk terus menjalankan kebijakan pemerintah, khususnya terkait program relaksasi guna membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19,” ujarnya.

Adapun Bank Indonesia kembali meracik ‘jamu’ baru untuk mengatasi dampak negatif pandemi Covid-19 ke pelaku industri jasa keuangan sekaligus nasabah.

Dewan Gubernur Bank Indonesia telah memutuskan untuk merilis paket kebijakan baru antara lain penurunan GWM rupiah 200 bps, peningkatan rasio penyangga likuiditas makroprudential, dan kebijakan kartu kredit. Adapun bank sentral masih mempertahankan suku bunga acuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper