Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Kredit ke Sektor Pariwisata, Bank Bali Revisi Target RBB Karena Covid-19

PT Bank Pembangunan Daerah Bali akan melakukan revisi target kredit tahun ini seiring dengan ketidakpastian ekonomi akibat pandemi virus corona.
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Bali akan melakukan revisi target kredit tahun ini seiring dengan ketidakpastian ekonomi akibat pandemi virus corona.

Direktur Kredit BPD Bali I Made Lestara Widiatmika mengatakan perseroan memiliki 90 persen dari total outstanding kredit yang disalurkan ke sektor industri pariwisata, seperti bidang perhotelan dan restoran.

Dengan semakin tidak menentunya perkembangan ekonomi saat ini, perseroan bukan hanya melakukan pengetatan dalam penyaluran kredit tetapi juga melakukan restrukturisasi.

“Revisi target tentu akan kami lakukan, seperti bank-bank lainnya. Peningkatan eksposur kredit benar-benar berisiko tahun ini. Kami akan melakukan restrukturisasi kredit ke sekitar 7.000 debitur dengan nilai kredit sekitar Rp800 miliar,” katanya, Senin (27/4/2020).

Made menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19 menyebar, BPD Bali menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 10 persen secara tahunan untuk 2020. Namun, melihat penyebaran yang membuat banyak sektor ekonomi tertekan, Bank Bali masih belum memiliki prediksi atau target baru untuk kinerja bisnis.  

“Setelah adanya pandemi akibat virus corona ini, kami masih belum bisa prediksi pertumbuhan kredit akan menjadi seberapa besar. Kami hanya akan memanfaatkan potensial debitur yang masih memiliki potensi tumbuh seperti pensiunan,” katanya.

Di luar itu, Made memperkirakan rencana penyuntikan modal baru Rp50 miliar tahun ini pun akan tertunda. Pemegang saham utama tengah melakukan realokasi anggaran belanja pemerintah daerah ke segmen kesehatan dan sosial sebagai bentuk dukungan untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper