Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melonjak, Nasabah Ramai-Ramai Tebus Gadai

Dalam kondisi pandemi virus corona ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan Pegadaian
Karyawan menunjukan emas di kantor Pegadian di Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menunjukan emas di kantor Pegadian di Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian (Persero) menyatakan bahwa terdapat banyak aktivitas penebusan seiring tingginya harga emas.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto dalam rapat dengar pendapar (RDP) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Bank Himbara dan Pegadaian, Kamis (30/4/2020).

Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi pandemi virus corona ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan Pegadaian. Menurutnya, pelayanan di kantor-kantor cabang Pegadaian yang masih beroperasi kerap ramai.

Salah satu aktivitas nasabah Pegadaian yang menonjol saat ini menurutnya adalah penebusan, seiring tingginya harga emas. Hal itu pun didorong oleh kebutuhan masyarakat untuk mengamankan kondisi keuangannya di tengah tekanan perekonomian akibat Covid-19.

"Di mana-mana cabang Pegadaian [yang masih beroperasi] masih sangat ramai, yang satu menggadaikan, yang satu menebus karena harga emas cukup tinggi," ujar Kuswiyoto pada Kamis (30/4/2020).

Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam untuk cetakan 1 gram pada hari ini tercatat senilai Rp928.000. Nilainya meningkat dari posisi 2 Januari 2020 senilai Rp762.000 per gram.

Menurut Kuswiyoto, nasabah Pegadaian yang banyak memanfaatkan layanan tersebut saat ini adalah masyarakat kelas menengah ke bawah dan pekerja informal. Segmen tersebut menurutnya menjadi yang paling terdampak oleh pandemi virus corona.

Pegadaian pun menjalankan program Gadai Peduli pada Jumat (1/4/2020), yakni pembebasan bunga kepada nasabah dengan pinjaman di bawah Rp1 juta. Menurut Kuswiyoto, program tersebut dibuat untuk membantu masyarakat menengah ke bawah dan pekerja informal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper