Bisnis.com, JAKARTA- PT Kejora Ventures menyatakan saat ini kinerja perseroan masih dalam kondisi baik di tengah tekanan ekonomi akibat penyebaran pandemi Covid-19.
Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo menjelaskan pihaknya berinvestasi ke sejumlah perusahaan melalui equity investoment atau shareholder.
"Kami berinvestasi dalam bentuk penyertaan saham, dan sampai saat ini kinerja kami lumayan baik, overall yang pasti sudah melebihi nilai investasi awal," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).
Kendati begitu, dia tidak memberikan perincian angka pertumbuhan kinerja maupun persentasenya dengan alasan perusahaan masih berstatus perusahaan private.
Saat ini Kejora sedang fokus berinvestasi di tiga sektor utama, yaitu fintech, pendidikan, dan logistik. Eri juga menjelaskan kinerja perusahaan tidak terdampak Covid-19, karena pandemi ini hanya memberi dampak terhadap perusahaan startup atau rintisan yang terkena aturan pembatasan sosial skala besar atau PSBB.
Menurut catatan Bisnis, tahun lalu Kejora Ventures bersama InterVest berhasil menghimpun dana kelolaan melebihi US$100 juta. InterVest adalah modal ventura asal Korea Selatan dengan jumlah dana kelolaan melebihi US$1 miliar.
Baca Juga
Dana kelolaan yang diberi nama Kejora-InterVest Growth Fund tersebut akan difokuskan untuk mengucurkan dana senilai US$5 juta—US$10 juta ke startup yang berbasis di Asia Tenggara.
Kemitraan ini bertujuan memberikan manfaat lebih bagi perusahaan rintisan sekaligus menawarkan gabungan antara pengetahuan Kejora mengenai pasar regional Asia Tenggara sebagai salah satu modal ventura yang paling aktif di kawasan dan pengalaman InterVest di eksosistem bisnis teknologi Korea Selatan yang lebih matang.
Investor yang terlibat di Kejora-InterVest Growth Fund adalah Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, Barito Pacific Group, serta bank swasta dan pengelola dana pensiun asal Asia Tenggara.
Adapun menurut data statistik pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyertaan modal ventura yang dikucurkan sampai Februari 2020 tercatat Rp13,19 triliun atau naik 55,35% dari posisi Rp8,49 triliun pada Februari 2019.
Saat ini industri pembiayaan modal ventura masih didominasi pembiayaan bagi hasil, dengan nilai Rp10,46 triliun, disusul penyertaan saham senilai Rp2,20 triliun, dan sisanya obligasi konversi senilai Rp526 miliar.
Sementara itu jumlah perusahaan pasangan usaha atau PPU modal ventura sampai akhir Februari 2020 mencapai 2,25 juta perusahaan, atau naik 24,30% dari periode Februari 2019 yang sebanyak 1,81 juta perusahaan.