Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Kualitas Aset dan Profitabilitas Bank Terancam Memburuk Akibat Covid-19

Moody's Investors Service memperkirakan kualitas aset dan profitabilitas perbankan di Indonesia akan semakin memburuk sebagai dampak dari pandemi akibat virus corona (Covid-19).
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Investors Service memperkirakan kualitas aset dan profitabilitas perbankan di Indonesia akan semakin memburuk sebagai dampak dari pandemi akibat virus corona (Covid-19).

Analis Moody Tengfu Li mengatakan nilai pinjaman yang telah direstrukturisasi tumbuh secara signifikan sejak relaksasi aturan restrukturisasi kredit berlaku pada Maret 2020. Jumlahnya diprediksi akan meningkat lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan.

“Restrukturisasi pinjaman dan subsidi bunga untuk konsumen dan usaha kecil akan membantu bank untuk jangka pendek, kredit bermasalah [NPL] masih akan meningkat secara substansial dalam jangka panjang, karena makin luasnya ruang lingkup ekonomi yang terdampak virus corona,” kata Li, yang dikutip melalui laporannya, Jumat (29/5/2020).

Moody juga memprediksi kemampuan profitabiitas bank akan kian memburuk, sejalan dengan biaya kredit yang akan meningkat tajam pada 2020 karena kualitas aset melemah.

Meskipun ada pelonggaran dalam pengaturan provisi, bank dinilai akan selektif dalam menyalurkan kredit dan tetap meningkatkan provisi.

Pada saat yang sama, margin bunga bersih (NIM) diproyeksi akan berkontraksi karena pelonggaran moneter dan perlambatan pertumbuhan kredit, di samping itu bank juga memberikan diskon bunga dan keringanan sebagai bagian dari program restrukturisasi kredit.

Meski demikian, Li mengatakan kapitalisasi perbankan akan tetap kuat, sehingga bisa menyediakan buffer yang cukup untuk menyerap potensi kerugian.

“Perbankan di Indonesia akan terus memiliki penyangga modal yang kuat karena perlambatan dalam konsumsi modal karena pertumbuhan pinjaman yang moderat,” katanya.

Lebih lanjut, Moody juga memperkirakan likuiditas bank akan tetap kuat karena bank tidak akan terlalu ekspansif menyalurkan kredit. Selain itu, deposito juga dinilai akan meningkat karena konsumen dan dunia usaha akan memangkas pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper