Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Banten Bakal Disuntik Rp1,5 Triliun oleh Pemprov, Ini Asal Dananya

Hingga saat ini Pemprov Banten masih melakukan diskusi secara intensif dan komprehensif dengan semua pemangku kepentingan terkait penyertaan modal Bank Banten.
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Banten masih membahas rencana penyuntikan modal senilai Rp1,5 triliun ke Bank Banten.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Provinsi Banten Rina Dewiyanti mengatakan dana Rp1,5 triliun tersebut berasal dari dana kas daerah yang masih tertahan di Bank Banten. Konversi dana kas daerah sebagai penyertaan modal akan diakomodir dalam perubahan APBD 2020.

Sesuai rencana awal, mekanisme penyertaan modal, akan dilakukan melalui konversi dana yang tertahan sebagai penambahan penyertaan modal ke PT Banten Global Development (BGD) untuk Bank Banten.

"Rencana konversi kas daerah menjadi tambahan penyertaan modal senilai Rp1,5 triliun itu masih dalam proses pembahasan Program Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi," katanya kepada Bisnis, Kamis (9/7/2020) malam.

Rina pun belum bisa memastikan skema yang akan digunakan untuk melakukan penyertaan modal tersebut. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan diskusi secara intensif dan komprehensif dengan semua pemangku kepentingan.

Di sisi lain, Bank Banten berencana melakukan rights issue melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) yang terbagi dalam dua tahap. Pertama, senilai Rp500 miliar pada Juni 2020 dan kedua senilai Rp700 miliar pada akhir 2020 atau paling lambat awal 2021. Hanya saja, PUT tertunda karena adanya Covid-19.

"Kami ikuti mekanisme dan tahapannya sesuai aturan," katanya.

Rencana konversi kas daerah tersebut kemungkinan akan membutuhkan upaya keras. Pasalnya, dana kas daerah yang ada di Bank Banten, sebelumnya juga tidak bisa ditarik karena perseroan mengalami kesulitan likuiditas.

Rina mengakui pemindahan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dari Bank Banten ke BJB tidak dapat dilakukan. Pasalnya, krisis likuditas Bank Banten tidak memungkinkan adanya pemindahan kas daerah tersebut.

Menurutnya, merger pun masih menjadi solusi terbuka jika nantinya krisis likuiditas masih terjadi pada Bank Banten.

"Bisa salah satu upaya mencari strategic partner, merger," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper