Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mampu membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,29 triliun (konsolidasi) sepanjang semester I/2020.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (19/8/2020), realisasi laba tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,53 triliun.
Adapun, pembentukan laba Bank Mandiri ditopang oleh pendapatan bunga dan syariah bersih yang tumbuh 0,31% secara tahunan menjadi Rp28,94 triliun.
Sementara itu, beban operasional selain bunga bersih tercatat Rp15,88 triliun, membengkak 31,51% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 senilai Rp12,08 triliun. Hal ini membuat, laba operasional yang dicapai perseroan sebesar Rp13,90 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, sepanjang paruh pertama tahun ini, emiten berkode saham BMRI tersebut mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp851,51 triliun, turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp885,84 triliun.
Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 15,82% secara ear on year (yoy) menjadi Rp976,56 triliun. Pertumbuhan itu berasal dari jenis simpanan berjangka sebesar 23,87% menjadi Rp372,14 triliun, diikuti jenis giro 23,19% menjadi Rp246,54 triliun. Sedangkan jenis tabungan tumbuh 4,46% menjadi Rp357,88 triliun.
Baca Juga
Hal ini membuat kondisi likuiditas perseroan cukup longgar yang tampak dari loan to deposit ratio (LDR) turun dari 97,94% menjadi 87,65%. Lebih lanjut, rasio kecukupan permodalan BMRI juga tercatat lebih rendah dari sebelumnya sebesar 21,01% menjadi 19,20%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross juga mengalami peningkatan menjadi 3,42% per 30 Juni 2020, dari sebelumnya 2,64% per 30 Juni 2019. Akan tetapi untuk NPL net terpantau hanya naik 10 basis point (bps) dari 0,72% menjadi 0,82%.