Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan dari kelompok beraset besar berlomba menurunkan suku bunga dana depositonya ke level 3% seiring dengan penurunan suku bunga acuan dan penjaminan LPS.
Pemangkasan suku bunga ke level 3% diawali oleh PT Bank Central Asia Tbk. Sebelumnya, pada akhir tahun lalu suku bunga deposito BCA masih bertengger di level 4,5%. Kemudian, pada Juni 2020, suku bunga deposito BCA turun ke level 3,8%. Hingga per 14 Agustus 2020, suku bunga deposito BCA untuk semua nilai simpanan dan jangka waktu kompak turun ke level 3,5%.
Selain BCA, penurunan bunga deposito ke level 3% juga diilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank pelat merah ini sebelumnya masih menawarkan suku bunga tinggi dibandingkan bank lainnya yakni sebesar 4,25% hingga 5,25% pada Agustus 2020 lalu. Namun, Bank Mandiri kembali melakukan pembaruan suku bunga per September 2020 menjadi 3,5% untuk simpanan berjangka dalam bentuk rupiah.
Lantas apakah kedua bank tersebut masih akan melanjutkan penurunan suku bunga dana demi menggenjot margin bunga?
BCA masih memiliki opsi penurunan suku bunga deposito menyesuaikan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Day Repo Rate (BI7DRR).
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan suku bunga deposito BCA berada di kisaran 3,5% pada Agustus 2020. Sementara itu, per Juni 2020, perseroan mencatatkan net interest margin (NIM) di level 6,0%.
Di tengah tantangan pandemi, BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana murah jenis giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% (year on year/yoy), mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total DPK pada Juni 2020.
Baca Juga
"Perseroan tidak menetapkan target secara spesifik atas pertumbuhan keuntungan bunga atau NIM hingga akhir tahun ini," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Terpisah, Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan perseroan telah menurunkan suku bunga deposito sebanyak empat kali pada tahun ini. Penurunan suku bunga deposito tersebut merupakan bentuk komitmen perseroan untuk mendukung pemerintah dan otoritas moneter dalam mengimplementasikan bauran kebijakan finansial.
Penurunan suku bunga deposito tersebut diharapkan dapat memulihkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19. "Selain itu, penurunan ini juga bagian dari upaya kami untuk mengelola likuiditas secara prudent untuk memastikan dukungan kepada ekspansi perseroan dalam jangka panjang," katanya.
Selama ini, lanjutnya, kebijakan penyesuaian suku bunga deposito di Bank Mandiri dilakukan berdasarkan review suku bunga dana maupun kredit dengan mempertimbangkan suku bunga acuan dan suku bunga pasar, kondisi likuiditas, serta arah kebijakan pemerintah. Bank Mandiri pun memproyeksi penurunan suku bunga deposito masih akan berlanjut.
"Tahun ini, kami telah menurunkan suku bunga deposito sebanyak 4 kali dan masih mungkin diturunkan kembali mengikuti perkembangan pasar," katanya.
Sementara itu, untuk menghimpun pendanaan, Bank Mandiri akan mendorong peningkatan dana murah dengan fokus pada digital banking serta kerja sama dengan ecommerce maupun fintech.
"Kami juga akan fokus pada akuisisi nasabah baru dan sektor unggulan serta peningkatan value chain dari nasabah corporate," sebutnya.