Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Keuangan Syariah Terus Melaju, Sentuh Rp1.802 Triliun

Jumlah tersebut tumbuh 22,79 persen secara yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan pada 2019 sebesar 13,84 persen secara yoy.
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan aset keuangan syariah terus melaju. Hal ini tercermin dari kenaikan aset keuangan syariah per Desember 2020 sebesar 22,79 persen yoy.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam materi paparannya menyatakan keuangan syariah tetap bertumbuh selama pandemi. Hal ini tercermin dari aset keuangan syariah tetap tumbuh tinggi di era pandemi.

Per Desember 2020, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp1.802,86 triliun atau US$127.82 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 22,79 persen secara yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan pada 2019 sebesar 13,84 persen secara yoy.

Market share keuangan syariah tercatat sebesar 9,9 persen, sedangkan sisanya dimiliki keuangan konvensional. Dari jumlah tersebut, aset perbankan syariah mencapai 608,9 triliun, di bawah pasar modal syariah yang sebesar Rp1.077,62 triliun tetapi lebih tinggi dari IKNB syariah yang sebesar Rp116,34 triliun.

"Di tengah kontraksi kredit perbankan nasional sebesar -2,41 persen di 2020, pembiayaan bank umum syariah masih bertumbuh 9,5 persen yoy dengan ketahanan yang memadai," terang Wimboh, Kamis (4/2/2021).

Lebih lanjut, OJK mencatat sejumlah tantangan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Di antaranya, rendahnya tingkat pemahaman masyarakat atas produk dan layanan keuangan syariah.

Saat ini tingkat inklusi keuangan syariah sebesar 9,10 persen, sedangkan tingkat literasi keuangan syariah sebesar 8,93 persen.

Tantangan berikutnya yakni terbatasnya sumber daya manusia dan kapasitas industri keuangan syariah. SDM syariah yang berkualitas dengan kapasitas yang tinggi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing keuangan syariah terutama dalam mengakselerasi digitaliasi produk dan layanan di masa pandemi.

Selanjutnya, competitiveness produk dan layanan keuangan syariah yang belum setara dibandingkan konvensional. Modal bisnis dan variasi produk syariah relatif masih terbatas.

Berikutnya, keuangan syariah belum sepenuhnya terintegrasi dalam ekosistem industri halal. Hal tersebut memengaruhi peningkatan market share keuangan syariah yang terbatas, di mana pada Desember 2020 masih sebesar 9,9 persen.

Wimboh menambahkan adanya konsolidasi tiga bank syariah milik Himbara mampu meningkatkan kapasitas permodalan dan sumber daya bank syariah.

Selain itu, konsolidasi mampu meningkatkan bank syariah yang masuk dalam 10 besar dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan, serta penguatan kelembagaan bank syariah.

"Diharapkan terdapat bank syariah BUKU 4 sehingga memiliki kapasitas dan jaringan perbankan syariah yang memadai," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper