Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan (multifinance) optimistis kinerja penyaluran pembiayaan bulanan pada Maret 2021 bakal membaik dibandingkan dengan masa pada awal pandemi, terutama dari sektor otomotif yang sedang mendapatkan insentif relaksasi pajak.
Seperti diketahui, pemerintah memberikan subsidi PPnBM untuk mobil baru jenis sedan dan 4x2, dengan mesin di bawah 1.500 cc, serta memiliki local content 70 persen.
Kebijakan ini telah berlaku per 1 Maret 2021 dan direncanakan memiliki tiga tahapan insentif per tiga bulanan. Awalnya, 100 persen ditanggung pemerintah, kemudian berkurang hingga 50 persen, dan tahap terakhir tinggal 25 persen saja.
Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja optimistis bahwa kinerja portofolio otomotif perusahaan pembiayaan secara umum pasti mengalami lonjakan pada periode Maret 2021 ini.
"Sampai dengan minggu ini, data kita menyebut ada kenaikan sekitar 15 persen ketimbang Februari 2021," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/3/2021).
Harapannya, Maret 2021 akan menjadi batu loncatan pendongkrak kinerja penyaluran MUF, yang targetnya sepanjang 2021 sebesar Rp7,9 triliun, dengan komposisi 70,9 persen untuk roda empat dan 29,1 persen untuk roda dua.
Baca Juga
Sebelumnya, sepanjang 2020 penyaluran MUF hanya mencapai Rp5,8 triliun atau turun dari capaian 2019 yang ditutup menyentuh Rp8,1 triliun. Komposisinya, 74,7 persen roda empat, sementara 25,3 persen roda dua.
CEO PT Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi mengungkap hal serupa, di mana menurutnya harga jual kendaraan yang menurun akibat relaksasi bukan hanya berdampak positif secara kuantitas bagi multifinance, namun juga dari segi penurunan risiko.
"Saat ini berangsur-angsur meningkat walaupun belum kembali ke angka sebelum pandemi. Tetapi secara kualitas, pembiayaan baru membaik dibandingkan periode sebelumnya," jelasnya kepada Bisnis.
Gunawan optimistis kinerja penyaluran pembiayaan pihaknya pada Maret 2021 ini membaik. Namun demikian, menurutnya kinerja bulan-bulan setelahnya jaug lebih penting, sebagai gambaran bahwa perekonomian dan daya beli masyarakat sudah pulih betul.
"Bulan ini walaupun ada peningkatan, tapi perlu dicermati juga persentase peningkatan ini, karena bisa sebagian disebabkan adanya efek penundaan pembelian di minggu ke-3 dan ke-4 bulan Februari 2021," ungkapnya.