Holding Asuransi Berikan Nilai Lebih

Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga berharap transformasi yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pihaknya secara terus menerus akan menjadi dasar kuat bagi perusahaan asuransi pelat merah.
Logo Indonesia Financial Group (IFG)
Logo Indonesia Financial Group (IFG)

Bisnis.com, JAKARTA – Keberadaan perusahaan induk atau holding asuransi BUMN dinilai akan memberikan nilai lebih, karena dapat melaksanakan program strategis secara terintegrasi.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan bahwa keberadaan holding asuransi BUMN akan meningkatkan profit konsolidasi, karena mampu mengintegrasikan sejumlah langkah strategis.

“Misalnya dalam merampingkan cost structure dengan meminimalisir biaya yang bersifat duplikasi antar anak perusahaan. Jangka pendek mungkin revenue konsolidasi belum naik signifikan, tapi struktur biaya bisa lebih ramping, sehingga bottom line profit konsolidasi bisa meningkat,” katanya di Jakarta, Selasa (27/4).

Toto Pranoto berpendapat, upaya restrukturisasi akan menghasilkan kondisi perusahaan yang lebih sehat jika dilaksanakan dengan konsisten. Penanganan persoalan Jiwasraya dengan mengalihkan pengelolaan nasabah ke IFG Life juga akan lebih prospektif dengan kehadiran holding asuransi BUMN.

Indonesia Financial Group (IFG) sendiri memastikan perusahaan asuransi BUMN akan dikelola secara lebih baik dengan mengedepankan manajemen risiko, GCG, dan memperkuat analisis berbasis data.

Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga berharap transformasi yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pihaknya secara terus menerus akan menjadi dasar kuat bagi perusahaan asuransi pelat merah.

Pantro menuturkan, pada industri asuransi dikenal dua jenis asuransi yakni asuransi jiwa dan umum. Pada asuransi jiwa, pemerintah telah menghadirkan IFG Life yang nanti akan mengambil alih polis Jiwasraya.

“Nanti akan take over dengan penguatan modal dari pemerintah, sehingga harus kuat ketika ambil portofolio Jiwasraya yang direstrukturisasi. Kabar baiknya, yang mau direstrukturisasi sekitar 75% sudah setuju,” ujarnya.

Pantro melanjutkan, untuk asuransi umum, IFG memberikan penekanan pada tata kelola risiko yang baik dengan mengadopsi prinsip-prinsip tata kelola keuangan seperti pada sektor perbankan. Selain itu, Good Corporate Governance (GCG) menjadi salah satu yang terus diupayakan.

Penguatan pada asuransi umum, katanya, lebih pada mencari keseimbangan antara liabilitas dan aset. Perusahaan asuransi harus bisa memastikan risiko yang ditanggung bisa dikelola dengan baik.

Dia mencontohkan, jika pada masa lalu terjadi persaingan premi yang tidak sehat termasuk antara asuransi BUMN, ke depan penentuan premi akan dilakukan dengan data analisis. IFG, tegasnya, tidak akan mengatur harga, tetapi memastikan harga yang ditetapkan berdasarkan analisis data yang matang.

Dari sisi aset, pola investasi yang dilakukan akan sangat konservatif dengan liability driven investment (LDI) alias skema investasi yang berorientasi kepada pemenuhan liabilitas, bukan pada optimalisasi return.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper