Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari program kredit usaha rakyat (KUR) hingga Juni 2021 tergolong rendah yakni 0,88 persen.
Dengan NPL tersebut, kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26 Juli 2021) realisasi KUR telah mencapai Rp143,14 triliun atau 56,5 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp253 triliun.
"Kredit itu sudah disalurkan ke 3,87 juta debitur, dengan NPL sebesar 0,88 persen. Penyaluran KUR sudah sesuai dengan periode mendekati periode normal sebelum Covid-19,” kata Airlangga.
Menurut dia, peningkatan realisasi dan kualitas KUR ini karena kegiatan ekonomi mulai pulih dari tekanan pandemi Covid-19. Selain itu, meningkatnya penarikan dana KUR juga karena tingkat suku bunga KUR yang rendah di sekitar tiga persen setelah disubsidi pemerintah sebesar tiga persen.
Dia mencontohkan di sektor pertanian, realisasi KUR hingga Juni 2021 sudah mencapai Rp42,7 triliun dari target Rp70 triliun di 2021. Dari tahun 2020-2021, KUR pertanian ini meningkat 29,8 persen.
Secara terperinci, KUR sektor pertanian ini tersebar di beberapa klaster yakni KUR perkebunan kelapa sawit mencapai Rp 9,5 triliun, pertanian padi Rp 7,8 triliun, tanaman lainnya Rp 5,5 triliun, dan tanaman hortikulkura Rp 5,2 triliun. Kemudian KUR klaster budi daya sapi Rp 3,9 triliun, budi daya domba dan kambing Rp 3,5 triliun, pertanian palawija Rp 2,7 triliun, mix farming Rp 2,6 triliun, dan pembibitan Rp 1,1 triliun.
"Jadi secara klaster KUR pangan Rp 28,6 triliun, hortikultura Rp 7,84 triliun, perkebunan Rp 20,3 triliun, dan peternakan Rp 15,1 triliun dari segi target," kata Airlangga.
Realisasi KUR selama Januari-Juni 2021 adalah pada Januari sebanyak Rp17 trliiun, Februari 2021 sebanyak Rp22,07 triliun, Maret 2021 sejumlah Rp25,47 triliun, April 2021 sebesar Rp23,42 triliun, Mei 2021 sebanyak Rp16,4 triliun dan Juni Rp26,5 triliun.