Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lini Bisnis Kendaraan Bermotor Asuransi Cakrawala Tetap Tumbuh di Masa Pandemi

Vice Presiden Direktur Asuransi Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro mengatakan, kinerja premi dari lini kendaraan bermotor masih positif.
PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia /Istimewa
PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja premi asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia sepanjang semester I/2021 mampu mencatatkan pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19.

Meski tak menyebut secara rinci realisasi perolehan premi, Vice Presiden Direktur Asuransi Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro mengatakan, kinerja premi dari lini kendaraan bermotor masih positif.

"Sepanjang Januari-Juni 2021, asuransi mobil masih tumbuh 5 persen dibandingkan Januari-Juni 2020," ujar Vice Presiden Direktur Asuransi Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).

Sejak tahun lalu, kata Nicolaus, kinerja premi asuransi kendaraan bermotor memang terdampak situasi pandemi Covid-19.  Hal ini disebabkan adanya pemberlakuan pembatasan sosial skala besar (PSBB) sehingga membuat penjualan premi kendaraan bermotor menjadi lesu.  

Penjualan premi kendaraan bermotor mulai membaik pada periode Januari-Juni 2021.  Sayangnya, kinerja premi asuransi kendaraan bermotor kembali loyo setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat meningkatnya kasus Covid-19 pada awal Juli 2021 lalu.

"Januari-April tahun lalu masih bagus. Begitu masuk Mei-Desember udah babak belur karena PSBB.  Ini Januari-Juni 2021 masih bagus, tapi Juli-Agustus vakum karena PPKM," katanya.

Ia pun berharap situasi cepat membaik dan PPKM dapat dilonggarkan sehingga kinerja premi asuransi kendaraan bermotor dapat terdongkrak di sisa akhir tahun ini.  

Adapun, Nicolaus menyebutkan kontribusi lini bisnis kendaraan bermotor ini mencapai sekitar 30 persen dari total bisnis Asuransi Cakrawala Proteksi. Hingga akhir tahun ini, perolehan premi asuransi kendaraan bermotor atau mobil perseroan diharapkan dapat mencapai sekitar Rp400 miliar.

Sementara itu, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan kinerja premi asuransi kendaraan bermotor secara industri sepanjang semester I/2021 mencapai Rp7,4 triliun atau turun 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp7,8 triliun.  Pertumbuhan ini  belum sejalan dengan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan mobil nasional mencapai 387.823 unit pada semester I/2021. Jumlah itu tumbuh 33,47 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya yang sebanyak 290.582 unit.

Nicolaus menduga belum terdongkraknya kinerja asuransi kendaraan bermotor secara industri itu disebabkan adanya pembatalan-pembatalan premi.  Pembatalan premi ini umumnya dilakukan sebagai solusi atas tingginya rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL).  

"Kalau pembelian [kendaraan bermotor] kredit melalui leasing, kalau dia macet, leasingnya akan minta ke asuransi untuk batalkan.  Kemudian dia refund. Ini dugaan saya kenapa pertumbuhan premi kendaraan bermotor tidak sinkron dengan naiknya penjualan mobil," kata Nicolaus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper