Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Asei Indonesia memperdalam cakupan pasar ritel melalui sejumlah strategi.
Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia Dody Achmad mengatakan bahwa penting bagi perusahaan merambah bisnis di segmen ritel. Hal ini pun, menurutnya, telah berjalan selama dua tahun.
“Produk-produk asuransi ritel sedang dikembangkan dengan memperluas kanal distribusi dan didukung sistem teknologi informasi yang terintegrasi," kata Dody kepada Bisnis, dikutip Sabtu (7/6/2025).
Dia menyebut pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi krusial agar dapat menjalankan proses bisnis sejalan dengan tata kelola yang baik. Meski tidak menyebut angka, Dody menjelaskan premi bruto Asei hingga Mei 2025 masih tumbuh positif meskipun belum mencapai target yang direncanakan.
"Klaim dan penyesuaian cadangan teknis menjadi tantangan yang dihadapi sehingga menekan hasil underwriting," katanya.
Dia menyadari sejumlah tantangan membayangi kinerja industri asuransi di tahun ini, yakni ketidakpastian ekonomi global terkait fluktuasi ekonomi yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan keputusan investasi, sehingga berdampak pada permintaan produk asuransi.
Baca Juga
Selain itu, risiko bencana akibat perubahan iklim juga diperkirakan frekuensinya meningkat dan berpotensi menambah risiko klaim asuransi, terutama pada produk asuransi properti dan asuransi kendaraan. Dody juga melihat adanya tantangan berupa potensi persaingan bisnis yang semakin ketat ke depan, sehingga perusahaan asuransi dituntut melakukan inovasi produk untuk selalu beradaptasi dan meningkatkan layanan.
Adapun sepanjang 2024, jumlah premi bruto yang dicatat perusahaan mengalami koreksi 22,8% year-on-year (YoY) menjadi Rp198,96 miliar. Klaim bruto juga mencatatkan kontraksi sebesar 47,6% YoY menjadi Rp106,63 miliar.
Meski premi turun, aset perusahaan sepanjang 2024 tumbuh 13,6% YoY menjadi Rp2,54 triliun. Aset tersebut terdiri dari aset jumlah investasi sebesar Rp449,94 miliar yang terkontraksi 12,2% YoY dan aset bukan investasi sebesar Rp2,04 triliun yang tumbuh 18,4% YoY.
Sepanjang 2024, Asei menorehkan rugi setelah pajak sebesar Rp90,33 miliar. Pada periode 2023 perusahaan mencatat laba setelah pajak sebesar Rp7,64 miliar.
Ditinjau dari rasio kesehatan finansial perusahaan, Risk-Based Capital (RBC) Asei mencapai Rp162,95% pada 2024. Angka tersebut mengalami penurunan dari 265,38% pada 2023. Tingkat RBC ini masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.