Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Menteri PKP hingga Bos SMF Soal BBTN Keluhkan Suku Bunga FLPP Terlalu Rendah

Menteri PKP dan Bos SMF menanggapi keluhan BTN soal suku bunga FLPP 5% yang dinilai terlalu rendah.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memberikan pemaparan bersama dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memberikan pemaparan bersama dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait hingga Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Ananta Wiyogo buka suara terkait dengan keluhan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) terkait suku bunga KPR subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). 

Pada pemberitaan sebelumnya, Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN), Nixon LP Napitupulu mengatakan suku bunga KPR subsidi melalui FLPP yang kini sebesar 5% terlalu rendah dan tidak lagi sejalan dengan biaya dana yang ditanggung perseroan. Hal itu disampaikan olehnya saat rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (21/8/2025). 

Merespons hal tersebut, Menteri PKP Maruarar Sirait terbuka untuk mendiskusikan hal itu dengan BTN. Dia menilai salah satu bank himbara itu merupakan yang terbesar dalam menyalurkan pembiayaan untuk rumah subsidi. 

"Kita akan diskusikan secara utuh, dalam situasi seperti sekarang apakah tepat? Apakah bijak menaikkan suku bunga bagi MBR [masyarakat berpenghasilan rendah] itu kita mesti diskusikan dengan baik," terangnya saat ditemui di kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Selasa (26/8/2025). 

Politisi Partai Gerindra itu lalu menyinggung pemerintah pun terbuka dengan keterlibatan bank swasta untuk ikut dalam pembiayaan rumah subsidi. Tujuannya, agar pasar atau market penyaluran KPR menjadi semakin kompetitif. 

Misalnya, dia menyinggung rencana keikutsertaan PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) dalam membiayai rumah subsidi. 

Sementara itu, Direktur Utama PT SMF Ananta Wiyogo menjelaskan bahwa bunga pinjaman untuk sumber dana FLPP yang disalurkan ke BTN sebesar 4,45% itu bersifat blended dengan BP Tapera. 

Untuk diketahui, bunga pinjaman yang disalurkan PT SMF itu juga menjadi salah satu hal yang dikeluhkan oleh BTN ke DPR pekan lalu. 

"4,45% itu di blended dengan Tapera. Jadi masuknya ke perbankan itu 1,5%. [Kemudian] bank menyalurkan 5%," jelasnya saat ditemui juga di kantor BPS.

Sebelumnya, pada rapat dengan Komisi VI DPR pekan lalu, Dirut BTN Nixon LP Napitupulu mengusulkan kepada pemerintah agar bunga FLPP disesuaikan menjadi 6% hingga 7%.

"Kami usulkan 6% sampai 7%, tapi supaya angsuran tidak terasa naik, maka tenornya kita tarik tambah dua sampai lima tahun. Jadi angsuran bisa turun sekitar Rp20.000—30.000 per bulan, sehingga ini tidak dirasakan oleh masyarakat terhadap masyarakat yang berkeinginan membeli rumah," terangnya dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Kamis (21/8/2025). 

Pria yang telah menakhodai BTN sejak 2023 itu juga menyoroti sumber dana FLPP yang sebagian masih berasal dari pinjaman PT SMF. Nixon menilai bunga pinjaman dari SMF yang mencapai 4,45% terlalu tinggi, padahal bunga KPR yang dipatok ke masyarakat hanya 5%.

“Sesama lembaga pemerintah, seharusnya ada penyesuaian. Kalau bunga pinjaman SMF bisa diturunkan, NIM KPR subsidi BTN juga bisa membaik,” tambah Nixon.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro