Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HSBC Kucurkan Pembiayaan Rp2,64 Triliun ke Bio Farma untuk Impor Vaksin

Ketersediaan dan akses terhadap vaksin masih menjadi tantangan bagi Indonesia, dan negara lain di dunia. Untuk itu, HSBC turut berkontribusi dalam upaya pembiayaan tersebut.
HSBC/Istimewa
HSBC/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank HSBC Indonesia menggelontorkan pembiayaan sebesar US$185 juta atau setara Rp2,64 triliun kepada Bio Farma untuk mengimpor vaksin Covid-19.

Pembiayaan ini dilakukan dalam tiga transaksi, yakni pembiayaan US$100 juta untuk mengimpor 50 juta dosis vaksin Oxford Astrazeneca pada Februari 2021, lalu pembiayaan US$35 juta dan US$50 juta untuk mengimpor Sinovac dalam dua transaksi terpisah.

Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan ketersediaan dan akses terhadap vaksin masih menjadi tantangan bagi Indonesia, dan negara lain di dunia. Untuk itu, HSBC turut berkontribusi dalam upaya pembiayaan tersebut.

“Guna mendukung pemerintah Indonesia dalam mempercepat distribusi vaksin secara signifikan, dan membuka jalan menuju pemulihan ekonomi negara,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar guna mencapai herd immunity.

Dia menuturkan Bio Farma melakukan beberapa kesepakatan Business to Business (B2B) dan Government to Government (G2G) untuk mendatangkan beberapa vaksin Covid-19 melalui COVAX Facility. Hingga September 2021, total ada 260 juta vaksin yang datang.

“Khusus untuk Skema B to B ini, sudah dimulai sejak Desember 2020 yang lalu, dan akan berlanjut hingga akhir tahun 2021 mendatang untuk mendatangkan vaksin Covid-19 dari sejumlah produsen seperti dengan Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, dan Novavax,” ujarnya.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM Bio Farma, IGN Suharta Wijaya, mengatakan dana talangan dengan sistem tanpa agunan dari HSBC telah digunakan untuk membeli bulk vaccines Covid-19 dari Sinovac sebanyak lima juta dosis, senilai US$35 juta, serta untuk uang muka pembelian CoronaVac dalam bentuk jadi senilai US$50 juta.

“Sisanya kami gunakan untuk pembayaran down payment vaksin Covid-19 dari AstraZeneca sebesar US$100 juta,” tutur Suharta.

Eri Budiono, Direktur Perbankan Komersial HSBC Indonesia, menuturkan bahwa pihaknya telah memanfaatkan kekuatan jaringan internasional perusahaan serta kemampuan transaksi dalam merancang solusi menyeluruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper