Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengertian Initial Public Offering (IPO), Tujuan, dan Mekanismenya

Yuk cari tahu pengertian Initial Public Offering (IPO) beserta tujuan, syarat, mekanisme, keuntungan, dan konsekuensinya lewat rangkuman berikut ini.
Ilustrasi/pexels.com
Ilustrasi/pexels.com

Bisnis.com, SOLO - Istilah Initial Public Offering atau IPO mungkin tidak asing lagi di telinga. Namun, apa sih pengertian Initial Public Offering ini? Apa pula tujuan dan keuntungannya?


Pengertian dan Tujuan IPO

Dikutip dari artikel jurnal Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia, IPO atau penawaran umum ini adalah istilah di mana suatu perusahaan atau emiten menawarkan dan menjual efek-efek yang diterbitkannya dalam bentuk saham kepada masyarakat secara luas.

Secara sederhananya, ia merujuk pada masa di mana perusahaan pertama kali melantai di bursa saham Indonesia (BEI)--guna melakukan penawaran saham perdana pada publik.

IPO ini sekaligus menjadi penanda di mana sebuah perusahaan swasta (PT tertutup) menjadi perusahaan publik (Tbk). Oleh karenanya, initial public offering ini juga sering disebut dengan go public.

Adapun tujuan dari IPO ini sendiri tak lain agar suatu perusahaan mendapatkan pendanaan atau modal dari luar, dalam hal ini investor. Oleh karena itu, umumnya, IPO ini dilakukan saat kondisi pasar saham cukup kondusif dan perusahaan terkait sedang bertumbuh, serta membutuhkan dana untuk ekspansi ataupun memenuhi biaya operasional bisnis.


Mekanisme IPO

Namun begitu, proses untuk menuju IPO ini tidaklah singkat. Rata-rata, suatu perusahaan memerlukan waktu antara 3 sampai 12 bulan untuk mempersiapkan go public.

Adapun hal pertama yang harus dipersiapkan adalah penunjukkan penjamin emisi efek atau underwriter yang mana bertugas membantu suatu perusahaan untuk IPO. Nantinya, ia turut mengevaluasi nilai perusahaan guna menentukan nilai saham yang akan dijual kepada publik.

Setelah melakukan penunjukkan underwriter, pihak perusahaan pun bisa mempersiapkan berbagai macam dokumen, seperti laporan keuangan beberapa tahun terakhir, profil perusahaan, rencana perusahaan ke depannya, opini hukum, untuk diajukan pada BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selanjutnya, pihak BEI akan mempelajari seluruh dokumen yang diajukan dan melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut. Selain itu, BEI juga akan meminta pengurus perusahaan, underwriter, serta para profesional lainnya untuk mempresentasikan mengapa IPO tersebut perlu dilaksanakan.

Nantinya, jika perusahaan memenuhi persyaratan, maka Bursa Efek Indonesia akan memberikan persetujuan prinsip berupa Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham.

Langkah selanjutnya, perusahaan perlu Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukung, seperti prospektus, kepada OJK. Apabila izin dari OJK telah dikeluarkan, maka perusahaan bisa mempublikasikan prospektus ringkas di media dan melakukan penawaran awal (bookbuilding).

Kemudian, perusahaan pun bisa melakukan penawaran umum kepada publik, serta melakukan pencatatan dan perdagangan saham di BEI. BEI lalu akan memberi persetujuan dan mengumumkan pencatatan saham perusahaan, serta kode saham (ticker code) perusahaan guna keperluan perdagangan saham di Bursa.

Adapun masa penawaran umum saham kepada publik biasanya dilakukan selama 1-5 hari kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper