Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Pertumbuhan Kartu Kredit Mulus Setelah Pelonggaran PPKM

Transaksi kartu kredit menunjukkan tren yang positif seiring dengan pelonggaran PPKM.
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan menilai bisnis kartu kredit sudah menunjukan tren positif, hal ini dikarenakan adanya pelanggaran PPKM dan transaksi pariwisata.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Hera F. Haryn mengatakan transaksi kartu kredit menunjukkan tren yang positif.

"Nilai transaksi kartu kredit BCA sampai September 2021 mencapai Rp 42 triliun," ujar Hera kepada Bisnis pada Minggu (17/10/2021)

Hera pun menilai hal tersebut merupakan suatu bentuk kepercayaan nasabah yang tetap menggunakan kartu kredit BCA dalam memenuhi kebutuhannya.

BCA pun melihat setiap segmen memiliki potensi yang bisa dioptimalkan. Salah satunya, sektor pariwisata yang menjadi penyumbang terbesar transaksi kartu kredit BCA karena wisata domestik kembali digaungkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Hal ini senada dengan Bank Mandiri, SEVP Micro & Consumer Finance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.(BMRI) Josephus K mengatakan pertumbuhan transaksi kartu kredit bisa lebih tinggi dengan adanya peningkatan transaksi travel leisure didukung dengan dengan acceptance kartu kredit yang dapat diterima di mana saja di seluruh dunia baik untuk transaksi online maupun offline.

"Selain itu Mandiri Kartu Kredit juga terus berinovasi dengan mengembangkan virtual card di tahun 2022 sehingga nasabah tetap dapat menggunakan kartu kreditnya begitu kartu kredit di-approve tanpa harus menunggu fisik kartu dikirimkan, " jelas Josephus.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pun menilai saat ini potensi kartu kredit di Indonesia sangat besar. Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies. Ia mengatakan dalam penggunaan kartu kredit, pengguna kartu kredit di Indonesia masih kurang dari 10 persen dari jumlah penduduk.

Corina pun menjelaskan pasalnya pasar untuk kartu kredit masih sangat terbuka. Adapun ketika ditanya mengenai paylater, Corina menjawab kartu kredit mempunyai pasar yang berbeda dengan paylater.

"Jika kartu kredit lebih ditujukan bagi masyarakat yang sudah bankable dan eligible secara pemberian kredit perbankan, Paylater sendiri lebih digunakan oleh masyarakat yang belum mempunyai kartu kredit," ujar Corina kepada Bisnis pada Minggu (17/10/2021).

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Aestika Oryza Gunarto mengatakan BRI memperkirakan untuk bisnis kartu kredit dan paylater akan memiliki prospek cerah kedepannya.

"Hal tersebut tercermin dari kinerja kartu kredit BRI yang tercatat tumbuh 44,6 persen yoy pada akhir kuartal II 2021 lalu, " tutur Aestika kepada Bisnis.

Aestika pun menjelaskan sebelumnya, BRI sudah meluncurkan paylater pada akhir 2019. Peluncuran tersebut pun dijadikan salah satu strategi jangka panjang yang memungkinkan BRI untuk membuat ekosistem pembayaran digital lebih komprehensif dan terintegrasi.

"Hingga akhir Juni 2021 tercatat penyaluran kredit BRI melalui paylater tercatat tumbuh 289 persen yoy." tutup Aestika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper