Bisnis.com, JAKARTA – Bank indonesia (BI) diperkirakan tetap mempertahankan Suku Bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate pada level 3,5 persen hingga akhir 2021.
“Kami mempertahankan pandangan kami bahwa BI akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level ini sepanjang tahun,” kata Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana, Rabu (20/10/2021).
Bahkan menurutnya, kebijakan suku bunga acuan yang rendah dapat tetap berlanjut jika stabilitas eksternal Indonesia dapat terjaga.
Dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa (19/10/2021), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dijaga pada level yang tetap rendah hingga 2022.
"Tahun depan suku bunga, for most of the year, akan tetap rendah. Kemungkinan di kuartal IV tahun depan baru kita berpikir mengenai [menaikkan] suku bunga," katanya.
Pada tahun ini pun, Perry mengatakan tingkat suku bunga acuan belum akan berubah. Sebelumya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2021, BI memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 3,5 persen.
Baca Juga
Kebijakan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Perry pun memastikan, seluruh kebijakan bank sentral pada sisa tahun ini akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi atau pro-growth.
Selain itu, dalam paparan hasil RDG, BI melihat pemulihan potensi perlambatan ekonomi global, meski tertahan oleh pertumbuhan yang tinggi di Eropa. Oleh karena itu, BI merevisi proyeksi pertumbuhan global dari 5,8 persen menjadi 5,7 persen tahun ini.
Dari dalam negeri, BI melihat pemulihan ekonomi secara spasial tampak pada Sulawesi, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Sumatera ditopang oleh kinerja perdagangan, utamanya ekspor.