Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan BI Diperkirakan Bertahan di 3,5 Persen hingga Akhir 2021

Kebijakan Bank Indonesia menjaga suku bunga acuan yang rendah diperkirakan berlanjut jika stabilitas eksternal Indonesia dapat terjaga.
Layanan mobil keliling penukaran uang baru untuk Ramadan dan Lebaran oleh Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Barat pada 21 Mei 2019 lalu. Bisnis/Noli Hendra
Layanan mobil keliling penukaran uang baru untuk Ramadan dan Lebaran oleh Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Barat pada 21 Mei 2019 lalu. Bisnis/Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA – Bank indonesia (BI) diperkirakan tetap mempertahankan Suku Bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate pada level 3,5 persen hingga akhir 2021.

“Kami mempertahankan pandangan kami bahwa BI akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level ini sepanjang tahun,” kata Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana, Rabu (20/10/2021).

Bahkan menurutnya, kebijakan suku bunga acuan yang rendah dapat tetap berlanjut jika stabilitas eksternal Indonesia dapat terjaga.

Dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa (19/10/2021), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dijaga pada level yang tetap rendah hingga 2022.

"Tahun depan suku bunga, for most of the year, akan tetap rendah. Kemungkinan di kuartal IV tahun depan baru kita berpikir mengenai [menaikkan] suku bunga," katanya.

Pada tahun ini pun, Perry mengatakan tingkat suku bunga acuan belum akan berubah. Sebelumya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2021, BI memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 3,5 persen.

Kebijakan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Perry pun memastikan, seluruh kebijakan bank sentral pada sisa tahun ini akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi atau pro-growth.

Selain itu, dalam paparan hasil RDG, BI melihat pemulihan potensi perlambatan ekonomi global, meski tertahan oleh pertumbuhan yang tinggi di Eropa. Oleh karena itu, BI merevisi proyeksi pertumbuhan global dari 5,8 persen menjadi 5,7 persen tahun ini. 

Dari dalam negeri, BI melihat pemulihan ekonomi secara spasial tampak pada Sulawesi, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Sumatera ditopang oleh kinerja perdagangan, utamanya ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper