Bisnis.com, JAKARTA — PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) menyatakan bahwa nilai piutang restrukturisasi pembiayaan per kuartal III/2021 tersisa 14,8 persen dari total piutang. Jumlah itu turun lebih dari setengah dibandingkan dengan portofolio restrukturisasi setahun sebelumnya.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan bahwa per 30 September 2021, saldo restrukturisasi pembiayaan yang tersisa terus menurun menjadi sekitar Rp2 triliun atau 14,8 persen. Pada kuartal III/2020, nilai piutang restrukturisasi senilai Rp5,2 triliun mencapai 35,5 persen dari total saldo.
“Perusahaan telah menetapkan nilai pencadangan yang cukup besar untuk mengantisipasi potensi kerugian atas kontrak-kontrak tersebut yang macet dan terus melakukan upaya-upaya untuk memastikan nilai restrukturisasi yang tersisa dapat terselesaikan dengan baik,” ujar Sudjono pada Sabtu (23/10/2021).
Menurutnya, dari nilai piutang yang direstrukturisasi, 86,8 persen di antaranya telah kembali melakukan pembayaran angsuran normal. Hal tersebut menunjukkan kondisi perekonomian yang lebih baik sehingga debitur mampu mengangsur secara normal.
Sudjono menjabarkan bahwa nilai piutang pembiayaan BFIN mencapai Rp13,7 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi terbesar berasal dari pembiayaan mobil bekas yang mencapai 71,7 persen.
Setelah itu, komposisi pembiayaan selanjutnya adalah alat berat dan mesin 13,7 persen. Adapun, pembiayaan motor bekas mencapai 9,3 persen.
Baca Juga
"Porsi pembiayaan 5,3 persen BFIN diisi oleh pembiayaan property-backed financing [PBF], mobil baru, dan syariah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
