Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk. mencatatkan kenaikan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 15 persen year to date (ytd) per September 2021.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan keberhasilan pengendalian kasus Covid-19 mendorong roda perekonomian untuk kembali normal. Hal ini berdampak pada pulihnya minat masyarakat untuk membeli properti.
"Pertumbuhan penyaluran KPR juga dialami oleh Bank OCBC NISP, di mana hingga September 2021, total portofolio KPR Bank OCBC NISP tercatat tumbuh 15 persen dibandingkan posisi Desember 2020, " ujar Parwati dalam keterangan resmi Senin (1/11/2021).
Parwati pun mengatakan hal ini disebabkan oleh kenaikan yang cukup baik pada penyaluran KPR baru tercatat 26 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2020, karena dorongan permintaan pasar akan rumah tinggal, khususnya dengan harga di bawah Rp2 miliar dari segmen usia muda.
"Dengan produk KPR Easy Start Bank OCBC NISP, nasabah muda dapat mencapai tujuan finansial mereka, salah satunya memiliki tempat tinggal dengan skema cicilan bertingkat," kata Parwati.
Parwati juga menambahkan selain minat pada properti, Bank OCBC NISP juga melihat pertumbuhan minat nasabah untuk mengembangkan dananya melalui produk-produk investasi.
Baca Juga
Pada September 2021, transaksi produk wealth management untuk produk reksadana, bancassurance, dan obligasi secara keseluruhan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 34 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
Fee-based income dari bisnis wealth management memberikan kontribusi sebesar 25 persen, yang berasal dari transaksi penjualan reksadana dan bancassurance, serta keuntungan dari penjualan obligasi.
Adapun pada kuartal III/2021 ini, Bank OCBC NISP meraih perolehan laba bersih sebesar Rp2 triliun atau naik 5 persen secara year on year (yoy), dari Rp1,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba dikontribusikan dari pendapatan bunga bersih yang mengalami pertumbuhan 9 persen yoy menjadi Rp5,7 triliun hingga kuartal III/2021. Sementara, total aset bank tumbuh 7 persen yoy menjadi Rp211,3 triliun.