Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPJS Ketenagakerjaan Kantongi Tambahan Dana Kelolaan Rp75 Triliun Tiap Tahun

BPJS Ketenagakerjaan catat total dana kelolaan telah mencapai sekitar Rp540 triliun dari lima program jaminan sosial dan dana badan.
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek mendapat tambahan dana kelolaan paling tidak sekitar Rp75 triliun setiap tahunnya.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Michael Ridwan mengungkapkan bahwa setiap tahun BPJS Ketenagakerjaan dapat menghimpun iuran dari peserta sekitar Rp75 triliun dan membayarkan klaim sekitar Rp35 triliun. Namun, pihaknya juga mampu menghasilkan hasil investasi sekitar Rp35 triliun tiap tahunnya.

"Jadi net [bersih] kami masih dapatkan sekitar Rp75 triliun dana tambahan tiap tahun," ujar Edwin dalam acara Economic Outlook 2022, Selasa (23/11/2021).

Adapun, saat ini dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai sekitar Rp540 triliun dari lima program jaminan sosial dan dana badan.

Menurut Edwin, pengelolaan dana yang sangat besar tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi BPJS Ketenagakerjaan, terlebih ketika suku bunga saat ini sangat rendah. Pihaknya harus melakukan pengelolaan investasi yang lebih dinamis untuk menghasilkan imbal hasil investasi yang dinginkan.

"Suku bunga saat ini sangat rendah. Deposito di perbankan Himbara angkanya sudah di bawah 3 persen, sedangkan kami punya target [imbal hasil investasi] di 6,5-6,7 persen. Tentunya untuk mencapai investasi tersebut kami harus melakukan pengelolaan investasi yang lebih aktif dan dinamis dalam koridor yang terukur," katanya.

Penempatan investasi dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan saat ini mayoritas ditempatkan di instrumen surat utang negara dengan porsi sebesar 64,7 persen, deposito sebesar 15,7 persen, saham 12,1 persen, dan reksa dana 7,1 persen. Sisanya ditempatkan di sektor properti sebesar 0,4 persen dan penyertaan 0,1 persen.

BPJS Ketenagakerjaan optimistis pencapaian imbal hasil investasi hingga akhir tahun ini dapat mencapai sekitar 7 persen atau di atas target yang ditetapkan sebesar 6,55 persen. Edwin optimistis prospek investasi pada 2022 akan membaik.

"Kami lihat prospek 2022 akan makin membaik sehingga kami jadi lebih optimistis ke depan bahwa target investasi BPJS bisa kami capai," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper