Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara insurance technology alias insurtech Fuse (PT Fuse Teknologi Indonesia) meyakini bahwa kehadiran teknologi dalam industri asuransi tak lantas membuat agen menjadi kehilangan tempat.
Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Fuse Ivan Sunandar mengungkap buktinya antusiasme dan testimoni dari para tenaga pemasar dalam platform Fuse Pro justru positif.
Sebagai informasi, Fuse Pro merupakan skema Bussiness to Agent/Broker alias B2A besutan Fuse. Lewat platform ini, Fuse merupakan pelopor insurtech pertama di Indonesia yang merancang aplikasi pemberdayaan partner atau tenaga pemasar untuk menjual asuransi secara cepat, mudah dan online.
"Fuse Pro mendigitalisasi asuransi, sekaligus membantu partner mengalihkan bisnis konvensional menjadi online. Kami meyakini keberadaan partner tidak akan terdisrupsi oleh perkembangan teknologi. Partner punya peran penting dalam menjembatani defisit kepercayaan antara perusahaan asuransi dan nasabah," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/1/2022).
Ivan optimistis ke depan akan semakin banyak partner Fuse Pro yang bergabung. Selain memiliki platform teknologi terdepan, Fuse juga selalu mengupayakan yang terbaik untuk mendukung partner dalam menawarkan produk dan layanan terbaik ke nasabah.
"Kami membuka kesempatan bagi semua orang untuk menjadi partner Fuse Pro, untuk cuan maksimal alias mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Bahkan, mendapatkan kesempatan untuk pensiun dini sekaligus melindungi keuangan Anda dari risiko apapun," tambahnya.
Baca Juga
Sebagai contoh salah satu dari 60.000 partner yang menggunakan dan mendapatkan manfaat aplikasi Fuse Pro, bernama Edi Suharno asal Depok, Jawa Barat yang sebelumnya menjalankan bisnis asuransi konvensional.
Bercerita kepada Fuse, Edi mengakui platform Fuse Pro meningkatkan penjualan produk asuransi secara signifikan karena menjangkau pasar yang lebih luas. Edi kini bahkan mengelola tim yang terdiri dari lima orang untuk fokus menjual produk asuransi menggunakan aplikasi Fuse Pro.
"Aplikasi Fuse Pro ini sangat mudah digunakan dan menyediakan beragam produk asuransi yang dibutuhkan nasabah saya," ujarnya.
Sebagai perbandingan, sebelum bergabung menjadi partner Fuse Pro, pendapatan premi bruto atau gross written premium/ GWP yang Edi kumpulkan bisa lebih dari Rp3 miliar per tahun. Dengan adanya Fuse Pro, Edi bisa mengumpulkan GWP lebih dari Rp8 miliar per tahun.
"Karena prosesnya online dan sangat cepat. Bonus dan komisi yang ditawarkan juga selalu menarik. Berkat Fuse, tahun lalu saya bisa beli rumah Rp800 juta secara tunai," tambah Edi.
Partner Fuse Pro lainnya, Kevin Juwono, asal Bandung, Jawa Barat merasakan manfaat setelah bergabung pada 2017. Kevin mengatakan, kecanggihan Fuse Pro membuat penjualan asuransi kini lebih efektif dan efisien. Teknologi yang dikembangkan Fuse membuat proses administrasi, penawaran, arsip polis dan pembayaran bisa dilakukan secara online.
"Dibandingkan dengan aplikasi yang dimiliki insurtech lain, Fuse unggul di segala aspek, mulai dari kecanggihan aplikasi dan tim yang responsif, profesional dan berpengalaman. Saya yakin Fuse akan terus menjadi yang terdepan di bisnis insurtech, tentunya dengan menjaga posisi di ekosistem digital ini bersama regulator dan seluruh pemangku kepentingan lainnya," ujar Kevin.
Adapun, Fuse yang berdiri sejak 2017 juga mengakomodasi skema perbandingan produk business to costumer alias B2C comparison. Fuse juga mengakomodasi skema B2B2C untuk asuransi mikro dan institusi finansial, contohnya Fuse secara resmi ditunjuk sebagai mitra insurtech strategis untuk menyediakan semua kebutuhan akan produk asuransi bagi user Tokopedia.
Fuse meyakini bahwa masyarakat yang sebelumnya terbiasa membeli produk asuransi secara konvensional, sekarang beralih ke platform digital yang dimiliki perusahaan insurtech. Insurtech lantas menjadi katalisator dalam membangun dan memperluas akses masyarakat terhadap produk asuransi.
Sebagai informasi, Fuse di Indonesia mendapatkan putaran pendanaan terbaru di Seri B dengan total berjumlah lebih dari US$50 juta atau sekitar Rp725 miliar. Fuse telah memiliki kantor cabang di Indonesia, Vietnam, dan Tiongkok, untuk mendukung perusahaan asuransi lokal dan mitra distribusi melayani konsumennya dengan lebih baik lewat teknologi.
Fuse mendapatkan Seri B tambahan dari investor global spesialis penyuntik dana untuk startup fintech. Adapun, investor Fuse yang turut terlibat di putaran sebelumnya, antara lain East Ventures, GGV Capital, modal ventura asal China di bawah naungan Alibaba Group eWTP Technology & Investment Fund, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).