Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank DKI mencatatkan laba tahun berjalan setelah pajak sebesar Rp727,3 miliar hingga akhir Desember 2021.
Berdasarkan laporan publikasi keuangan yang dirilis di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (10/3/2022), laba Bank DKI naik 25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp580,6 miliar per Desember 2020 menjadi Rp727,3 miliar di posisi Desember 2021.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang dari pendapatan bunga yang tumbuh tipis menjadi Rp3,88 triliun per Desember 2021. Sementara itu, beban bunga Bank DKI menyusut 29 persen menjadi Rp1,19 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih tumbuh 23 persen yoy dari Rp2,18 triliun menjadi Rp2,68 triliun.
Adapun, hingga akhir Desember 2021, Bank DKI telah menyalurkan kredit sebesar Rp32,30 triliun. Kredit tersebut tumbuh 9 persen dari periode sebelumnya pada 2020 senilai Rp29,67 triliun.
Dari sisi penghimpunan, Bank DKI tercatat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 18 persen dari sebelumnya Rp48,92 triliun menjadi Rp57,70 triliun sepanjang 2021.
Kenaikan DPK perseroan berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh sebesar 33 persen menjadi Rp29,64 triliun per Desember 2021 dari sebelumnya Rp22,25 triliun per Desember 2020.
Baca Juga
Secara keseluruhan, total aset Bank DKI tumbuh 12 persen yoy. Jika dirinci, total aset Bank DKI per 31 Desember 2020 sebesar Rp63,04 triliun menjadi Rp70,74 triliun per 31 Desember 2021.