Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memperkirakan kebutuhan uang tunai selama Ramadan dan Lebaran 2022 lebih rendah dibandingkan dengan momen yang sama tahun lalu. Hal sejalan dengan terus meningkatnya aktivitas digital nasabah BRI.
Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa saat ini sebanyak 96,7 persen aktivitas nasabah BRI telah menggunakan kanal digital. Sementara 3,3 persen sisanya masih datang ke unit kerja.
Hal tersebut mencerminkan bahwa transformasi digital yang tengah dilakukan oleh BRI memberikan dampak positif.
“Atas hal tersebut, BRI memproyeksikan kebutuhan uang tunai nasabah baik pada tahun ini maupun ke depannya trennya akan menurun atau lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Aes kepada Bisnis, Minggu (3/4).
Aes tidak menyebutkan secara detail potensi penurunan kebutuhan uang tunai di nasabah perseroan pada momen Ramadan dan Idulfitri tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara itu mengenai pengguna layanan digital BRI, pada 2021 pengguna aplikasi BRImo, aplikasi mobile milik BRI, mencapai 14,2 juta pengguna, tumbuh 56,4 persen dibandingkan dengan 2020 yang mencapai 9,1 juta pengguna.
Kemudian jumlah transaksi meningkat sekitar 66,2 persen year on year/yoy dari 766 juta transaksi pada 2020 menjadi 1,27 miliar transaksi pada 2021.
“Jumlah volume transaksi BRImo mencapai Rp1.345 triliun atau tumbuh 581,1 persen yoy,” kata Aes.
Adapun untuk membuat layanan digital BRI menjadi makin andal, kata Aes, perseroan terus berinvestasi di sektor digital. Setiap tahun BRI menganggarkan belanja modal (Capex) sebesar Rp7 triliun - Rp8 triliun, dengan 57 persen diantaranya dialokasikan untuk capex IT.
Aes menuturkan saat ini BRI telah melakukan transformasi BRIVOLUTION 2.0, dimana dua area utama transformasi tersebut yakni Digital dan Culture.
Secara jangka panjang, transformasi digital memiliki dua tujuan. Pertama adalah transformasi proses bisnis supaya baik BRI sebagai perusahaan induk maupun perusahaan anak BRI Group mendapatkan proses yang lebih efisien dengan biaya yang lebih murah. Kedua, BRI melakukan digitalisasi model bisnis. BRI terus menciptakan model bisnis baru, yang tidak hanya efisiensi, tetapi juga memberikan nilai baru.
“Sebagai contoh adalah Bank Agro yang bertransformasi menjadi Bank Raya dan diarahkan menjadi digital bank,” kata Aes.