Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos LPS Proyeksikan Inflasi Nasional Bakal Meningkat, Ini Penyebabnya

Inflasi nasional diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya beberapa harga komoditas.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) saat konferensi pers secara daring, Selasa (24/11/2020)/LPS
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) saat konferensi pers secara daring, Selasa (24/11/2020)/LPS

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa inflasi nasional diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya beberapa harga komoditas.

“Beberapa penyebab utama yang dapat mendorong kenaikan inflasi di antaranya kenaikan PPN [Pajak Pertambahan Nilai], kenaikan harga BBM, kenaikan harga minyak goreng di atas harga eceran tertinggi, serta efek musiman Ramadan dan Idulfitri,” ujarnya di Jakarta, Selasa (12/4).

Purbaya menuturkan bahwa sepanjang Maret 2022, inflasi nasional relatif terkendali di angka 2,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, lanjutnya, inflasi tersebut berpotensi mengalami peningkatan ke depan.

Selain itu, dia memaparkan bahwa ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memiliki dampak terhadap Indonesia melalui berbagai jalur.

Pertama, melalui jalur kenaikan harga-harga komoditas energi, seperti minyak dan batubara. Status Rusia sebagai salah satu produsen terbesar minyak dunia menyebabkan disrupsi terhadap suplai energi dunia.

Kedua, selain menyebabkan kenaikan terhadap harga-harga komoditas energi juga menyebabkan kenaikan terhadap harga-harga komoditas lain, seperti nikel dan CPO [Crude Palm Oil].

“Konflik dua negara tersebut akan menyebabkan kekhawatiran terhadap suplai atas komoditas-komoditas tersebut,” kata Purbaya.

Faktor ketiga adalah konflik Rusia dengan Ukraina juga menyebabkan peningkatan disrupsi rantai pasok global. Sebelumnya, disrupsi rantai pasok sudah sempat mengalami perbaikan.

"Namun, sekarang terlihat kembali ada peningkatan disrupsi rantai pasok, terutama untuk produk-produk yang berkaitan dengan Rusia dan Ukraina," pungkasnya.

Faktor terakhir, kata Purbaya, adalah meningkatnya volatilitas di pasar keuangan global. Ketidakpastian yang timbul atas konflik Rusia dan Ukraina juga menyebabkan kekhawatiran investor di pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper