Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Umumkan Hasil Rapat Siang Ini, Mayoritas Ekonom Yakin Suku Bunga Tetap 3,50 Persen

Dari konsensus 30 ekonom dan lembaga yang disurvei Bloomberg, mayoritas ekonom memperkirakan suku bunga BI akan tetap berada di level 3,5 persen.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia akan mengumumkan penetapan suku bunga acuan untuk periode Mei-Juni 2022, pada siang ini pukul 14.00 WIB, Selasa (24/5/2022).

Dari konsensus 30 ekonom dan lembaga yang disurvei Bloomberg, mayoritas ekonom memperkirakan suku bunga akan tetap berada di level 3,5 persen. Sebanyak 11 ekonom meyakini suku bunga akan naik.

Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz mengatakan ruang pelonggaran masih terbuka seiring dengan tingkat inflasi yang masih rendah, serta volatilitas nilai tukar rupiah yang terjaga.

Dia menuturkan dari sisi eksternal, harga komoditas ekspor juga masih tinggi, sehingga neraca perdagangan nasional mencatatkan surplus. “Ditambah lagi pemerintah tidak jadi menaikkan harga Pertalite, sehingga BI masih mempertahankan bunga,” katanya.

Selain itu, transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada kuartal I/2022 karena ditopang oleh harga komoditas ekspor yang tinggi akan menjadi bantalan bagi rupiah untuk bergerak lebih stabil meski cenderung akan terdepresiasi.

Irman memperkirakan, dengan kondisi perekonomian saat ini, BI paling cepat akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal III/2022, dengan syarat tingkat inflasi inti juga meningkat.

Sinyal BI akan menahan suku bunga juga makin jelas. Pasalnya, pemerintah telah memutuskan menambah anggaran subsidi energi dan menambah alokasi perlindungan sosial melalui APBN Perubahan 2022, diharapkan dapat menjaga daya tahan konsumsi di tengah ancaman kenaikan inflasi.

Alhasil, ekspektasi inflasi yang terkendali dan Bank Indonesia pun memiliki keleluasaan untuk menetapkan kebijakan moneter yang pro pada pertumbuhan ekonomi, bukan berpihak pada indeks harga konsumen (IHK) sebagaimana menjadi tren otoritas moneter di banyak negara.

Rilis BI dapat disaksikan di kanal YouTube Bank Indonesia, serta sosial media bank sentral di Facebook dan Instagram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper