Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus CIMB Niaga Auto Finance Dongkrak Penyaluran Kredit Mobil

CIMB Niaga Finance berani mempertahankan suku bunga pembiayaannya tetap kompetitif, namun tetap selektif memilih segmen nasabah. Jurus jitu?
Karyawan beraktivitas di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance alias CIMB Niaga Finance (CNAF) mengklaim bahwa mereka telah meracik strategi untuk menghadapi ketatnya peta persaingan perusahaan leasing dalam negeri. Salah satunya adalah dengan mempertahankan bunga pembiayaan tetap kompetitif di tengah potensi dimulainya tren kenaikan bunga kredit secara bertahap.

Direktur Finance & Strategy CIMB Niaga Finance Imron Rosyadi menjelaskan bahwa strategi mempertahankan suku bunga pembiayaan ini terutama digelar lewat selektif memilih segmen nasabah, serta memperkuat kolaborasi dengan induk usaha, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

"Kami punya strategi namanya risk based pricing, jadi sesuai segmentasi calon nasabah. Kalau profiling mereka masuk ke segmen yang bagus, nasabah loyal, atau nasabah eksisting induk usaha, kami berani kasih bunga murah," ujarnya ketika ditemui Bisnis belum lama ini, dikutip Minggu (29/5/2022).

Adapun, kolaborasi dengan Bank CIMB Niaga termasuk dukungan fasilitas pendanaan dan pembiayaan bersama (JF). Imron mengungkap bahwa nasabah induk usaha pun tengah menjadi fokus untuk diserap secara signifikan dalam waktu dekat.

"Sampai saat ini, sekitar 50 persen debitur kami itu referral Bank CIMB Niaga, dari total sekitar 60.000 debitur. Sementara itu, induk punya nasabah sekitar 7 juta, jadi potensinya masih besar sekali untuk digarap. Nasabah induk usaha itu bukan hanya bisa dapat bunga murah, tapi juga ada fasilitas approval lebih mudah," tambahnya.

Sebagai informasi, CNAF mempersiapkan strategi ini untuk bekal menghadapi potensi kenaikan biaya dana (cost of fund), seiring keputusan Bank Indonesia menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) bank-bank umum konvensional secara bertahap.

GMW sendiri merupakan simpanan yang wajib ditempatkan oleh perbankan di Bank Indonesia. Otomatis, naiknya persentase GWM akan memangkas likuiditas bank, sehingga keleluasaan dalam menyalurkan kredit pun akan sedikit tertahan, termasuk penyaluran pinjaman kepada multifinance.

Imron sendiri melihat bahwa bank saat ini masih masih dalam tren over-likuiditas. Oleh sebab itu, dirinya memperkirakan biarpun ada kenaikan suku bunga bank dalam beberapa waktu ke depan, kemungkinan baru akan berpengaruh mendongkrak bunga pembiayaan para pemain multifinance pada kuartal IV/2022.

Adapun, CNAF saat ini membidik menyalurkan pembiayaan baru mencapai Rp9 triliun sampai Rp10 triliun pada tutup buku 2022, naik hampir dua kali lipat ketimbang capaian 2021 senilai Rp5,6 triliun.

Sepanjang kuartal I/2022, pembiayaan baru CNAF telah menembus Rp2,35 triliun. Saat ini, CNAF mencoba terus mendongkrak geliat pembiayaan mobil baru lewat menggelar pameran virtual CNAF Virtual Autoshow 2022 bersama brand otomotif BMW.

"Kuartal I/2022 kemarin rata-rata pembiayaan bulanan lebih dari Rp700 miliar, kemudian pada April 2022 lebih tinggi lagi karena momentum Ramadhan dan Lebaran, mencapai sekitar Rp840 miliar. Semoga dengan pameran virtual ini, capaian Mei 2022 bisa lebih tinggi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper