Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kredit pada kisaran 9-11 persen pada tahun ini, di tengah bayang-bayang inflasi dalam negeri dan rencana kenaikkan suku bunga The Fed.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan untuk mendorong akselerasi kredit, saat ini kondisi likuiditas BRI dalam kondisi yang memadai dengan rasio kredit terhadap tabungan atau loan to deposit ratio (LDR) berada pada kisaran 87 persen.
Dalam mencapai pertumbuhan kredit yang sehat dan berkualitas, kata Aestika, BRI menerapkan tiga strategi.
Pertama, selective growth yaitu dengan berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi yang kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak ekonomi global.
“Misalnya seperti sektor pertanian, sektor industri bahan kimia, serta makanan dan minuman,” kata Aestika kepada Bisnis, Rabu (15/6/2022).
Selain itu, lanjutnya, BRI juga menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan suntikan tenaga dari pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.
Baca Juga
Strategi kedua adalah menjaga kualitas penyaluran kredit. BRI selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup.
“Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi,” kata Aestika.
Strategi terakhir, kata Aestika, adalah fokus pada pinjaman dengan yield yang tinggi, yaitu segmen mikro dan consumer loan.
Adapun kepercayaan diri BRI seiring dengan kondisi penyaluran kredit di dalam negeri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penyaluran kredit perbankan pada kuartal April 2022 mencapai Rp5.981 triliun, tumbuh 9,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan kredit pada April 2022 juga berhasil rebound dari posisi April 2021 yang saat itu terkontraksi 2,28 persen.
Dalam laporan Focus Group Discussion (FGD) dengan Pemimpin Redaksi Media Massa Juni 2022, OJK menyampaikan pertumbuhan pada April 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Maret 2022 yang sebesar 6,67 persen yoy.
“Kredit perbankan Maret 2022 senilai Rp5.863 triliun, sedangkan April 2022 Rp5.981 triliun,” tulis OJK dalam laporannya.