Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Semakin Panen Permintaan Kredit, Ekonom: Ruang Pertumbuhan Masih Lebar

Pertumbuhan kredit ban pada April 2022 berhasil rebound dari posisi April 2021 yang saat itu terkontraksi 2,28 persen. 
Ilustrasi - Pulihnya aktivitas ekonomi mendorong permintaan kredit dari perbankan. /Antara Foto-Zabur Karuru
Ilustrasi - Pulihnya aktivitas ekonomi mendorong permintaan kredit dari perbankan. /Antara Foto-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan pada April 2022 diperkirakan belum mencapai puncaknya. 

Ekonom menilai melesatnya pertumbuhan kredit masih akan terjadi pada tahun ini, dibandingkan dengan tahun lalu sejalan dengan kondisi ekonomi yang terus membaik. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan secara tahunan, pertumbuhan kredit akan selalu di atas pencapaian tahun lalu. Walaupun secara bulanan (month-to-month/mtm) atau bulanan pasti ada dinamika naik dan turun. 

Dia menuturkan meski pertumbuhan kredit terus meningkat, pencapaian pada April 2022 yang berada pada kisaran 9 persen, terbilang masih rendah dan belum pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19. 

Perbankan masih punya ruang yang luas untuk menyalurkan kredit, terlebih rasio simpanan dan pinjaman (loan to deposit ratio/DR) juga  masih tertahan di bawah 90 persen.

“Dengan angka LDR yang masih tertahan di bawah 90 persen, perbankan masih ada ruang untuk lebih meningkatkan kembali penyaluran kreditnya,” kata Piter, Rabu (15/6/2021).

Dia menuturkan seandainya pandemi benar-benar sudah berakhir dan perekonomian Indonesia sepenuhnya pulih dan tidak terdampak oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi global, maka Piter perkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan lebih tinggi. 

“Pertumbuhan kredit akan kembali pada kisaran 11-12 persen, atau bahkan lebih tinggi lagi. Tetapi tentunya kenaikan akan terjadi secara bertahap,” kata Piter.

Adapun mengenai kenaikan suku bunga the fed, kata Piter, akan mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan yang akan dengan cepat diikuti kenaikan suku bunga kredit. 

Dia menekankan dalam kondisi tersebut penyaluran kredit belum tentu terganggu, karena penyaluran kredit tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya suku bunga. 

“Tetapi juga oleh kondisi perekonomian. Perekonomian yang beranjak pulih akan mendorong kenaikan permintaan kredit walaupun suku bunga kredit mulai naik,” kata Piter. 

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penyaluran kredit perbankan pada kuartal April 2022 mencapai Rp5.981 triliun, tumbuh 9,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Pertumbuhan kredit pada April 2022 juga berhasil rebound dari posisi April 2021 yang saat itu terkontraksi 2,28 persen. 

Dalam laporan Focus Group Discussion (FGD) dengan Pemimpin Redaksi Media Massa Juni 2022, OJK menyampaikan pertumbuhan pada April 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Maret 2022 yang sebesar 6,67 persen yoy. 

“Kredit perbankan Maret 2022 senilai Rp5.863 triliun, sedangkan April 2022  Rp5.981 triliun,” tulis OJK dalam laporannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper