Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Digital Bank Melesat, Keamanan Moblie Banking Harus Ditingkatkan

Bank Indonesia (BI) menyampaikan secara tahunan, nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen menjadi Rp3.766,7 triliun pada Mei 2022.
Ilustrasi - Keamanan moblie banking harus ditingkatkan seiring dengan melesatnya transaksi digital banking, /BNI
Ilustrasi - Keamanan moblie banking harus ditingkatkan seiring dengan melesatnya transaksi digital banking, /BNI

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan transaksi digital banking hingga dua digit pada Mei 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu menandakan bahwa masyarakat semakin nyaman dalam bertransaksi melalui ruang elektronik.

Hal ini menjadi tantangan bagi perbankan untuk terus meningkatkan fitur-fitur layanan dan keamanan aplikasi mobile banking, mengingat terdapat total ribuan triliun yang dikelola bank melalui digital.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan peningkatan transaksi digital banking tidak terlepas dari efek promo dan diskon yang ditawarkan perbankan untuk mendorong nasabah menggunakan aplikasi mobile banking.

Dia menekankan meski berhasil mendorong orang menggunakan mobile banking dalam bertransaksi, perbankan juga harus memperhatikan keamanan dan keandalan masing-masing aplikasi mobile yang dimiliki.

“Faktor keamanan dan kualitas layanan mobile banking. Bank harus introspeksi juga ketika mobile banking alami system crash/down sehingga perlu adanya perbaikan sistem,” kata Bhima, Jumat (24/6/2022).

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyampaikan secara tahunan, nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen menjadi Rp3.766,7 triliun pada Mei 2022. Sementara itu nilai transaksi uang elektronik tumbuh 35,25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp32 triliun.

Dibandingkan dengan April 2022, terjadi perlambatan pertumbuhan di mana pada April 2022, Sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 71,4 persen yoy menjadi Rp5.338,4 triliun.

Mengenai hal tersebut, Bhima berpendapat perubahan perilaku konsumen pascapenurunan laju pandemi mempengaruhi transaksi secara tunai kondisi itu.

April tahun lalu merupakan puncak pandemi, sehingga terjadi akselerasi penggunaan mobile banking. Tetapi setelah pandemi landai, beberapa nasabah mencoba menggunakan transaksi secara kas.

Periode penyesuaian dari akselerasi selama pandemi ke pascapandemi, kata Bhima, mungkin akan berlanjut. Tetapi ini bukan berarti prospek mobile banking terganggu.

“Banyak keunggulan mobile banking yang tidak dapat digantikan, dan merchant pun akan lebih besar lagi mengadopsi pembayaran secara cashless,” kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper