Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL UMKM Naik, Strategi Bank Berakhirnya Program Restrukturisasi?

Kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sektor UMKM per April 2022 sebesar 4,38 persen, naik dari posisi sebelumnya 3,83 persen pada Desember 2021. Sementara itu NPL kredit non-UMKM turun dari 2,78 persen per Desember 2021 menjadi 2,63 persen pada April 2022.
NPL UMKM Naik, Strategi Bank Berakhirnya Program Restrukturisasi? /surakarta.go.id
NPL UMKM Naik, Strategi Bank Berakhirnya Program Restrukturisasi? /surakarta.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Peningkatan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) UMKM pada April 2022 dibandingkan dengan Desember 2021 disinyalir menjadi bagian dari siasat perbankan dalam menghadapi berakhirnya masa restrukturisasi kredit.

Di sisi lain kondisi perekonomian yang dirasa belum pulih seutuhnya bagi UMKM turun mengambil peran dalam mendorong pertumbuhan NPL.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menduga peningkatan NPL pada sektor kredit UMKM disebabkan perbankan mulai bersiap-siap dalam menghadapi berakhirnya relaksasi restrukturisasi kredit Covid-19 pada Maret 2023.

Berakhirnya program tersebut, menurutnya, akan berdampak pada peningkatan rasio NPL untuk sektor UMKM, mengingat sektor ini merupakan salah satu yang terimbas oleh pandemi Covid-19.

“Jadi agar bank tidak terlalu berat di cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) maka wajar ada kenaikkan,” kata Amin, Rabu (29/6/2022).

Untuk diketahui CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) merupakan cadangan yang dibuat bank dengan tujuan untuk menghadapi risiko kerugian yang diakibatkan penanaman dana dalam aktiva produktif.

Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan NPL diduga juga akibat kondisi ekonomi yang saat ini belum terlalu baik bagi UMKM sehingga mereka menunda untuk membayar kredit atau waktu tagih yang lebih pendek selama April 2022.

Dalam kontek waktu tagih yang lebih pendek, maka peningkatan NPL bersifat seasonal atau musiman, mengingat saat itu persiapan Bulan Ramadan dan persiapan Hari Raya Idulfitri.

Dugaan lainnya adalah kualitas kredit yang memburuk. “Tetapi hal ini sangat kecil karena dengan adanya digitalisasi dan masa pandemi, bank lebih hati-hati dan SDM perbankan juga lebih kompeten, sehingga kualitas kredit seharusnya terjaga,” kata Amin.

Amin juga menambahkan bank-bank akan berusaha untuk menurunkan tingkat NPL. Pasalnya, jika tingkat NPL UMKM berada mendekati 5 persen saat ini, ketika relaksasi restrukturisasi dihapus maka perbankan harus membuat pencadangan yang sangat besar untuk menopang laju pertumbuhan NPL.

Perbankan, kata Amin, bisa berekspansi atau mengeluarkan upaya yang lebih keras untuk menekan NPL UMKM agar lebih rendah ke depan. Dia meyakini pada kuartal III/2022 kualitas kredit akan makin baik karena hari kerja lebih banyak.

“Saya yakin pada kuartal selanjutnya NPL kredit UMKM akan turun,” kata Amin.

Sebelumnya, Kredit UMKM mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, dari 12,2 persen year on year/yoy pada Desember 2021, menjadi 16,75 persen yoy per April 2022. Sejalan dengan itu, tingkat risiko juga tumbuh namun dinilai masih cukup terkendali.

Kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sektor UMKM per April 2022 sebesar 4,38 persen, naik dari posisi sebelumnya 3,83 persen pada Desember 2021. Sementara itu NPL kredit non-UMKM turun dari 2,78 persen per Desember 2021 menjadi 2,63 persen pada April 2022.

Data OJK juga memperlihatkan bahwa rasio penyaluran kredit ke UMKM oleh perbankan meningkat ke kisaran 21,32 persen per April 2022 dari sebelumnya 19,85 persen pada Desember 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper