Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Raya Sebut Pertarungan Bank Digital akan Dimenangkan oleh yang Tercepat

Direktur Utama PT Bank Raya Indonesia Tbk. Kaspar Situmorang mengatakan kecepatan dalam mengeksekusi ekosistem yang dimiliki masing-masing konglomerasi bank digital, menjadi salah satu penentu kemenangan dalam persaingan di industri perbankan berbasis internet tersebut.
Nasabah beraktivitas di dekat logo PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah beraktivitas di dekat logo PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Raya Indonesia Tbk. Kaspar Situmorang mengatakan kecepatan dalam mengeksekusi ekosistem yang dimiliki masing-masing konglomerasi bank digital, menjadi salah satu penentu kemenangan dalam persaingan di industri perbankan berbasis internet tersebut. 

Kaspar menuturkan terdapat empat tipe bank digital di Indonesia. Salah satunya adalah bank digital yang tergabung dalam konglomerasi keuangan, misalnya Bank Raya yang terhubung dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai penyedia jasa layanan keuangan. 

Tipe bank digital lainnya adalah bank digital yang bagian dari konglomerasi non keuangan, bank digital bagian dari fintech dan bank digital bagian dari perusahaan teknologi.

Dia menuturkan arah sinergi yang dilakukan Bank Raya dengan induknya adalah untuk saling memberikan nilai tambah bagi masing-masing perusahaan. 

BRI berpeluang mendapatkan tambahan nasabah baru, dan Bank Raya dapat memanfaatkan kekuatan induk untuk menghadirkan produk yang berkualitas. Bank Raya juga dapat menjadi pembuka jalan bagi BRI untuk menyalurkan kredit ke segmen baru.  

Keduanya baru saja memperkuat sinergi dengan peluncuran fitur pembukaan tabungan digital Bank Raya melalui aplikasi BRImo, milik BRI.

“Sudah pasti gunanya adalah menciptakan nilai tambah bagi BRI. Customer Base BRI ada yang baru, salah satunya adalah pekerja GIG Economy [pekerja informal],” kata Kaspar kepada Bisnis, Minggu (3/6). 

Untuk diketahui  Badan Pusat Statistik (BPS) dalam surveinya mengungkap jumlah pelaku gig economy pada 2020 menembus 46,4 juta orang. Jumlah tersebut diperkirakan tumbuh menjadi lebih dari 74,8 juta pada 2025.,dengan nilai ekonomi mencapai US$314 miliar. Para pekerja informal tersebut menjadi sasaran Bank Raya, baik perihal penghimpunan dana ataupun kredit. 

Dengan jumlah pekerja GIG Economy yang besar tersebut, lanjutnya, perusahaan akan menghadirkan kredit dengan tenor yang pendek dan nominal kecil. Bank Raya memiliki produk bernama Pinang Paylater yang menghadirkan fasilitas kredit dengan tenor 5 hari, 14 hari dan 30 hari, serta maksimal plafon sebesar Rp25 juta.

“Jadi semuanya sedang cepat-cepatan mengeksekusi ekosistemnya. Kami percaya dukungan dari induk kami luar biasa besar dan fokus. Ini menjadi keunggulan,” kata Kaspar. 

Per Juni 2022, kata Kaspar, jumlah akun rekening di perusahaan mencapai 713.000 akun. Perseroan menargetkan hingga akhir 2022 dapat melayani 1 juta akun rekening. Artinya, targetnya tersebut telah terealisasi 71 persen. Bank Raya memiliki waktu 6 bulan untuk mengajar sekitar 30 persen sisanya. 

Kemudian pada kuartal I/2022 dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola Bank Raya tercatat sebesar Rp10 triliun, dengan rasio Current Account Saving Account (CASA) sebesar 45,2 persen. Artinya sekitar Rp4,5 triliun dari DPK yang terkumpul adalah dana murah atau tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper