Bisnis.com, JAKARTA — PT Standard Chartered Bank Indonesia memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin dalam beberapa waktu ke depan.
Proyeksi itu tercantum dalam laporan Global Focus–Economic Outlook Q3/2022 yang Standard Chartered dalam acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H2 2022 untuk Indonesia, hari ini, Senin (25/7/2022). Standard Chartered menilai Bank Indonesia (BI) akan mengambil pendekatan yang lebih moderat terkait penentuan besaran suku bunga.
"Kami meyakini bahwa BI akan menaikkan suku bunga 25 basis poin dalam kurun kuartal III/2022 hingga kuartal I/2023," ujar Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra seperti dikutip dalam laporan resmi, Senin (25/7/2022).
Sementara itu, Aldian meyakini bahwa pada 2023 suku bunga BI akan mencapai 4 persen. Oleh karena itu, kenaikan bertahap mulai kuartal III/2022 menjadi skenario yang sangat berpeluang terjadi.
"Pasar mengharapkan adanya kenaikan 125 basis poin pada akhir tahun 2023. Proyeksi kami yang berada di bawah konsensus mencerminkan pandangan kami bahwa inflasi akan tetap terkendali," ujar Aldian pada Senin (25/7/2022).
Sejumlah faktor yang membantu terjaganya inflasi, menurut Aldian di antaranya adalah meningkatnya subsidi, kenaikan suku bunga The Fed yang akan melambat pada kuartal IV/2022 karena risiko pertumbuhan Amerika Serikat yang meningkat, serta Rupiah akan tetap relatif stabil karena adanya keseimbangan eksternal.
Adapun, Standard Chartered meyakini bahwa Indonesia berpotensi mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat tahun ini. Tren tersebut sejalan dengan proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia yang mengalami percepatan, karena adanya pemulihan kondisi di China, hingga peningkatan aktivitas jasa dan pariwisata pascapandemi di seluruh kawasan.
"Standard Chartered juga optimis tentang perekonomian Indonesia, dan meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB negara pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 4,8 persen, dan mempertahankan perkiraan pertumbuhan pada tahun 2023 di tingkat 5,1 persen," ujar Aldian.