Aladin Syariah (BANK) Paling Mini
Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 6 bank digital Indonesia sudah merilis kinerja keuangan pada paruh pertama di tahun ini atau semester I/2022.
Mereka di antaranya PT Bank Seabank Indonesia, PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Bank Digital BCA, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan masing-masing keenam bank digital ini, mereka mampu mencetak pertumbuhan aset secara tahunan (year-on-year/yoy) yang signifikan melejit.
Lantas, siapa yang mampu mencetak aset terbesar versi bank digital di semester I/2022? Berikut ini Bisnis himpun daftar bank digital berdasarkan total aset hingga Juni 2022:
1. SeaBank
PT Bank SeaBank Indonesia menjadi emiten bank digital yang mengantongi total aset tertinggi di paruh pertama di tahun 2022. Aset yang Seabank melesat 207 persen yoy, dari sebelumnya bernilai Rp6,8 triliun kini menjadi Rp20,86 triliun.
Pertumbuhan aset perseroan berasal dari penyaluran kredit yang menjadi Rp13,95 triliun pada Juni 2022. Kredit Seabank tumbuh 814 persen yoy dari semula Rp1,53 triliun pada Juni 2021.
Selain itu, bank yang sebelumnya bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE) itu juga mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan mencapai 267 persen yoy, dari semula Rp4,6 triliun menjadi Rp16,93 triliun.
Kenaikan DPK Seabank berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang melesat 395 persen yoy, dari Rp3,12 triliun menjadi Rp15,43 triliun.
Pertumbuhan DPK ditopang dari pos tabungan yang melonjak 7.747 persen yoy menjadi Rp13,2 triliun per Juni 2022. Alhasil, tabungan yang dimiliki Seabank naik lebih dari 78 kali lipat dari semula Rp168,22 miliar.
2. Bank Jago (ARTO)
Selanjutnya di urutan kedua ditempati bank milik konglomerat Jerry Ng, yakni Bank Jago. Hingga Juni 2022, Bank Jago mencatatkan kenaikan total aset sebesar 45 persen yoy dari Rp10,09 triliun menjadi Rp14,61 triliun.
Pertumbuhan aset ARTO ditopang oleh kontribusi unit usaha syariah (UUS) terhadap bank juga terlihat dari kinerja penyaluran dana.
Bank Jago mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan syariah tumbuh 234 persen menjadi Rp7,26 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,17 triliun. Adapun, UUS berkontribusi sekitar 30 persen dari total penyaluran dana.
Lalu, penghimpunan DPK juga naik 253 persen yoy menjadi Rp6,1 triliun per Juni 2022. Sedangkan dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan melesat 643 persen secara yoy menjadi Rp3,87 triliun, sedangkan deposito tumbuh 85 persen menjadi Rp2,23 triliun.
3. Bank Neo Commerce (BBYB)
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyampaikan dalam setahun terakhir, emiten bersandi saham BBYB ini secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah Bank Neo Commerce.
Alhasil, hingga Juni 2022, aset yang dimiliki BBYB melesat 104,6 persen yoy dari Rp6,99 triliun menjadi Rp14,3 triliun di Juni 2022. Kenaikan aset tersebut salah satunya disebabkan oleh penyaluran kredit yang tumbuh 84,2 persen dari Rp3,82 triliun menjadi Rp7,04 triliun.
Dari sisi liabilitas, bank yang dikendalikan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia itu juga mampu menghimpun dana masyarakat atau DPK dengan pertumbuhan mencapai 116 persen yoy, dari semula Rp5,13 triliun menjadi Rp11,1 triliun.
Secara terperinci, pertumbuhan DPK BBYB berasal dari giro dan tabungan yang melesat 301 persen yoy, dari Rp788,1 miliar menjadi Rp3,15 triliun.