Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan Naik, Ini Cara CNAF Jaga Kredit Mobil Kompetitif

Bagi pemain pembiayaan, suku bunga acuan naik akan berdampak terhadap semakin mahalnya cost of fund pendanaan yang berasal dari pinjaman perbankan.
Karyawan beraktivitas di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance atau CIMB Niaga Finance (CNAF) mencoba bertahan untuk tetap menawarkan bunga pembiayaan kompetitif kepada calon konsumen, lewat strategi pengenaan bunga berbasis risiko (risk based pricing).

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen pada Selasa (23/8/2022). Bagi pemain pembiayaan, kebijakan ini akan berdampak terhadap semakin mahalnya cost of fund pendanaan yang berasal dari pinjaman perbankan.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengungkapkan setidaknya masih ada sekitar satu bulan untuk tetap menawarkan bunga pembiayaan terkini. Setelah itu, CNAF akan mulai meracik harga jual yang tepat sesuai koridor risk based pricing.

"Sampai saat ini pendanaan kami berasal dari mitra perbankan, termasuk induk usaha. Mungkin dalam waktu dekat sudah keluar notifikasi soal kenaikan bunga dari fasilitas pinjaman yang kami terima. Oleh karena itu, risk based pricing ini akan jadi senjata kami untuk tetap kompetitif," ujarnya ketika ditemui selepas acara, Rabu (24/8/2022).

Aris menjelaskan risk based pricing bertujuan mengakomodasi debitur yang memiliki profil risiko rendah berkesempatan mendapatkan pengenaan bunga yang lebih ringan. Bahkan, para debitur berisiko rendah ini besar kemungkinan tidak terkena era kenaikan bunga pembiayaan.

"Ini akan menjadi penawaran menarik bagi debitur, sekaligus menguntungkan buat CNAF. Karena bagi kami, harga jual yang lebih murah buat tipe debitur berkualitas bagus itu terkompensasi dari sisi biaya operasional," tambahnya.

Namun, Aris mengakui era kenaikan suku bunga acuan ini akan memberikan tantangan bagi pihaknya dari sisi potensi lesunya penyaluran pembiayaan baru, tingkat profitabilitas yang menurun, dan kenaikan non-performing financing (NPF).

"Kalau pada awal tahun ini target pembiayaan kami cukup agresif sampai menembus Rp10 triliun, sekarang kami coba turunkan sedikit menjadi lebih realistis. Karena bukan hanya dari sisi kenaikan suku bunga saja, tantangan yang nantinya akan lebih terasa buat kami, para pemain pembiayaan, itu kalau nanti jadi ada kenaikan harga BBM," jelas Aris.

Sebagai gambaran, penyaluran pembiayaan baru CNAF per Juni 2022 mencapai Rp4,47 triliun, tumbuh 103,2 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya. Terbagi dalam produk pembiayaan mobil bekas Rp1,79 triliun, mobil baru Rp1,46 triliun, dan refinancing Rp1,2 triliun.

Saat ini total aset CNAF telah mencapai Rp6,49 triliun dengan komponen piutang pembiayaan Rp5,74 triliun. Return on asset (ROA) mencapai 8,25 persen, sementara return on equity (ROE) naik pesat ke 24,87 persen, serta NPF terjaga di 0,92 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper